Sosialisi Sumbu Filosofi Yogyakarta Efektif Lewat Seni Budaya

Photo Author
- Jumat, 24 Mei 2024 | 17:15 WIB
  Ina Sita Nur Aina dengan chamit Arang bersama sejumlah perupa yang ikut pameran bertema ‘Sumbu Filosofi Yogyakarta’ Foto : Khocil Birawa
Ina Sita Nur Aina dengan chamit Arang bersama sejumlah perupa yang ikut pameran bertema ‘Sumbu Filosofi Yogyakarta’ Foto : Khocil Birawa

 


SENI dan budaya dapat dijadikan media efektif menyisipkan untuk menyampaikan pesan tanpa terkesan menggurui. Termasuk, Karya Prima Lestari (LPLC) Yogyakarta kerja sama Asosiasi Antropologi Indonesia Pengda DIYdan di Guyub Rukun Keluarga Asdrafi mengadakan dialog budaya bertema ‘Sumbu Filosofi Yogyakarta’ di pendapa Dalem Pakuningratan Sompilan 12, Ngasem Yogyakarta, Senin, 20 Mei 2024 malam, diwarnai dengan menampilkan seni dan budaya. Selain dialog budaya, pesan soal Sumbu Filosofi Yogyakarta, ditampilkan beragam seni berupa pertunjukan dramatisasi puisi, fragmen, pemutaran film dan pameran seni rupa yang semuanya mengangkat tema tentang Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Kemudian dialog budaya ‘Sumbu Filosofi Yogyakarta’ menampilkan nara sumber Prof Dr Heddy SAP MA MPhil (dosen Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM), Dr Daud Aris Tanudirjo dosen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM), Rizky Budi Utama ST MT (dari Dinas Perhubungan DIY), dan Iriani Pramestuti yang dipandu oleh Dra Ina Sita Nur Aina MHum (Direktur KPLC Yogyakarta dan Ketua Bidang Kerja sama AAI Pengda DIY.

Ina Sita Nur Aina mengatakan, kegiatan sosialisasi Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dengan digelar dialog budaya dan diisi dengan berbagai kesenian bisa menjadi lebih menarik menghibur dan efektif. Karena itu, selain pemutaran film dokumenter ‘Sumbu Filosofi Yogyakarta’, juga menggandeng sejumlah seniman komunitas seni dan seni rupa. Untuk seni rupa berkolaborasi dengan perupa Garis Warna yang diampu perupa Chamit Arang menggandeng 16 perupa melukis dengan tema Sumbu Filosofi Yogyakarta yang diekspresikan dalam karya seni rupa.

Pembukaan pameran dibuka olejh Yuyun Yunastuti SE MM (Ketua DPD Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia DIY). Kemudian dramatisasi puisi bersama Komunitas Dalem Pakuningratan Yogyakarta, mengangkat tema soal Sumbu Filosofi Yogyakarta.

“Sosialisasi Sumbu Filosofi Yogyakarta, tahap awal menyampaikan soal simbolik Sumbu Filosofi Yogyakarta kebaradaan Kraton Yogyakarta diantaranya laut Selatan Panggung Krapyak, Malioboro, Tugu Yogyakarta dan Gunung Merapi untuk generasi muda.

“Secara bertahap bisa menggelar kegiatan lanjutan sosialisasi tentang makna Sumbu Filosofi Yogyakarta, untuk masyarakat terutama generasi muda Yogyakarta,” papar Ina Sita Nur Aina.

Chamit Arang mengungkapkan, senang Komunitas seni rupa Garis Warna diajak berkolaborasi ikut dalam gelaran dialog budaya ‘Sumbu Filosofi Yogyakarta’ di pendapa Dalem Sompilan. Ada 16 perupa yang ikut pameran melukis bertema Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Diantaranya, ada yang melukis tentang Tugu Yogya, Panggung Krapyak, Laut Kidul, Gunung Merapi. Sebanyak 16 perupa yang ikut pameran Yosef Salamon, Ituk, Rina Nikandaru, Jedink Alexander, Rais Hermawan, Liswina Riestanty, Aladria, Rr Modesta Nursanti, Alberta Fitri S, Sulardi Wiyana, Padang Arafah, Darmila Salam, Irma PR, Yaya Maria dan perupa lainny.

“Prinsip Komunitas seni rupa Garis Warna siap diajak berkolaborasi untuk kegiatan seni dengan berbagai lembaga swasta dan komunitas budaya,” kata Chamit Arang. (Khocil Birawa).

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X