Aktor Tiga Generasi Tampil, Rembulan Wungu Maestro Bondan Nusantara Dipentaskan di TBY

Photo Author
- Jumat, 7 Juni 2024 | 12:55 WIB
Narasumber Gelar Karya Maestro Taman Budaya Yogyakarta saat berbicara pada wartawan (Harminanto)
Narasumber Gelar Karya Maestro Taman Budaya Yogyakarta saat berbicara pada wartawan (Harminanto)



KRjogja.com - YOGYA - Gelar Karya Maestro Taman Budaya Yogyakarta kembali hadir di tahun 2024 ini dengan mengusung sosok Bondan Nusantara.

Maestro kethoprak yang tutup usia pada 20 April 2022 ini akan diperingati dalam sebuah pagelaran besar oleh aktor 3 generasi pada 11 Juni 2024 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

TBY yang berada di bawah Dinas Kebudayaan DIY menyelenggarakan Gelar Karya Maestro setiap tahun.

Gelar Karya Maestro merupakan acara untuk mengangkat kembali karya sang Maestro dengan mempertunjukkan kembali kepada masyarakat agar mendapatkan spiritnya.

Gelar Karya Maestro tahun ini mengangkat tema Maestro dari Ketoprak yaitu Bondan Nusantara. Beberapa seniman yang juga dekat dengan Bondan Nusantara ikut terlibat seperti Bambang Paningron Astiaji, RM. Altiyanto Henryawan, dan Dr Koes Yuliadi, M.Hum.

Almarhum Bondan Nusantara merupakan sosok penulis, sutradara dan praktisi Ketoprak yang mencurahkan seluruh hidupnya untuk kethoprak. Bondan Nusantara juga merupakan seorang wartawan majalah dan Koran Bernas.

Bondan Nusantara menulis Naskah lakon lebih dari 150 naskah dan penyutradaraan ketoprak lebih dari 500 pementasan. Bondan Nusantara bergabung dalam beberapa grup ketoprak, termasuk mendirikan Tim Pengembangan Ketoprak yang hingga kini masih eksis mengembangkan ketoprak.

Gelar Karya Maestro Bondan Nusantara mengangkat tema pementasan dari naskah Bondan Nusantara yang berjudul Rembulan Wungu. Pentas Ketoprak Rembulan Wungu disutradarai oleh Tejo Suyanto menampilkan aktor dari 3 generasi antara lain Widayat, Hargi Sundari, Sugiman, Dwi Nurseto, Eko Asmoro, Riyatmi, Dalijo Angkring hingga Dina Trinil.

Bambang Paningron, menyebut Bondan Nusantara identik dengan kethoprak karena seluruh hidupnya dicurahkan karena dari 70 tahun kehidupan, sepanjang itu pula ia berkethoprak. Pertunjukkan yang akan dilihat pada 11 Juni 2024 menurut Bambang adalah sebuah kewajaran bahwa TBY memberikan penghargaan dalam wujud pergelaran khusus pada Bondan.

"Penghargaan ini tentu belum cukup karena perjalanan begitu panjang. Beliau memunculkan tim pengembangan kethoprak, potensi anak-anak muda terlihat dan saat ini sangat banyak jumlahnya. Kami ingin mengenang sebagai sosok pejuang kebudayaan, peradaban DIY pada umumnya," ungkapnya pada wartawan dalam konferensi pers, Jumat (7/6/2024). 

Rembulan Wungu, dipilih dari ratusan naskah Bondan Nusantara dan dibuat pada 2002 silam. Naskah ini bercerita latar Kerajaan Mataram saat masih di Pleret dan kesewenang-wenangan raja Amangkurat saat itu.

Bagaimana melanggengkan kekuasaan dan bumbu romansa perempuan menjadi bagian yang akan diceritakan. "Naskah ini klasik, ada isi dan nilai yang ingin kami munculkan. Ada tiga generasi pemain mulai senior, middle dan anak muda yang hampir semuanya murid Bondan Nusantara," tambah Bambang.

Sementara Dr Koes Yuliadi, menyebut bahwa kethoprak tak hanya hiburan tradisional tapi bisa memancing pemikiran kritis pada masa saat ini. "Bagaimana melihat konteks politik saat ini dikaitkan dengan cerita pada masa lalu, saya kira menjadi bagian penting untuk disampaikan," lanjutnya.

Sutradara, Tejo Suyanto, menyebut dalam pagelaran nanti ia sangat yakin pentas berjalan maksimal karena para pemain sudah sangat ngethopraki. Tak hanya senior menurut dia, para pemain muda juga memiliki jam terbang luar biasa sehingga akan menciptakan kolaborasi baik. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X