Waspada Infeksi Flu Singapura pada Anak, Begini Kata dr Shinta Paurani Abe

Photo Author
- Rabu, 19 Juni 2024 | 20:05 WIB
Dokter Shinta Paurani
Dokter Shinta Paurani


KRjogja.com - YOGYA - Flu Singapura (Singapura) saat ini banyak dialami anak-anak yang untuk beberapa orang tua yang masih awam. Kebanyakan orang tua masih mengira Flu Singapura sama dengan cacar.

Virus dari Flu Singapura bernama virus enterovirus. Enterovirus penyebarannya bermacam-macam, salah satunya dari droplet yang artinya anak-anak bisa tertular ketika bermain taman bermain atau sekolah.

dr. Shinta Paurani Abe, Sp.A saat ngobrol bersama Doodle Exclusive Baby Care mengungkap menyampaikan Flu Singapura yang disebut Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) memiliki gejala demam biasanya mulai 37 hingga 41 derajat Celcius. Demam biasa terjadi 1 hingga 2 hari, setelah itu muncul sariawan dan ruam-ruam di area telapak tangan, telapak kaki, kulkas bawah, kulkas atas, ketiak, tidak jarang diselangkangan, bokong dan sekitar wajah.

“Perbedaan antara Flu Singapura dan flu biasa, jika flu biasa menyebabkan influenza sedangkan Flu Singapura menyebabkan enterovirus. Dengan tipe virus yang berbeda, pastinya menyebabkan gejala yang berbeda seperti Flu Singapura bisa batuk pilek tetapi bisa juga tidak. Flu Singapura biasanya terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa terkena Flu Singapura. Semuanya tergantung daya tahan tubuh. Cara mendiagnosis Flu Singapura hanya dilihat dari gejala klinis yang khas seperti demam, sariawan, dan keluarnya bintik-bintik. Flu Singapura kebanyakan muncul dimulai dari bintik-bintik ditangan,” ungkapnya, Rabu (19/6/2024).

Dokter yang berpraktek di RSIA Bina Medika ini mengungkapkan jika anak terkena Flu Singapura sebaiknya melakukan isolasi mandiri, karena penularan penyakit melalui droplet. Flu Singapura ini terjadi mulai 7 hingga 10 hari.

Baiknya anak yang terkena Flu Singapura melakukan isolasi minimal 7 hari untuk menghindari penularan terhadap anak lain. Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari agar anak tidak terkena Flu Singapura seperti melakukan cuci tangan, disinfeksi lingkungan sekitar apabila ada anak disekitar ada yang terkena Flu Singapura jagalah gagang pintu rumah, atau daerah-daerah yang sering dipegang, tidak kontak langsung dengan anak penderita Flu Singapura, minum vitamin dan cara membersihkan anak anjing yang terkena Flu Singapura harus dengan benar," lanjutnya.

Dokter Shinta menyebut penderita Flu Singapura tidak wajib diberikan obat antivirus kecuali mengalami gejala yang parah. Tipe virus ini penyakit self limiting yang mana akan sembuh dengan sendirinya.

"Untuk itu, berikan obat-obatan pendukung seperti obat panas seperti paracetamol, semprot-semprot untuk mengurangi rasa sakit sariawan yang diberikan sebelum makan, salep antivirus. Kalau memang saat terkena Flu Singapura ada bintik berisi cairan kemudian pecah boleh diberikan salep antibiotik. Saat terkena Flu Singapura sangat disarankan untuk mandi, hal ini disebabkan ruam-ruam yang akan menularkan atau malah terjadi infeksi karena tidak mandi," tandasnya.

Dokter Shinta juga mengungkap, jika anak masih mau makan dan minum meskipun sedikit, hal tersebut merupakan hal bagus. Tetapi jika anak sama tidak mau makan dan minum kemudian urin menjadi jarang hanya 2 kali sehari, sebaiknya segera dibawa ke dokter.

“Orangtua perlu berhati-hati, saat ini sedang banyak terjadi baik di sekolah, penitipan anak maupun lingkungan. Untuk itu apabila jika anak terkena Flu Singapura pastikan pemeriksaan kebenarannya mulai dari tenggorokan, sekitar mulut apakah ada sariawannya dan ruamnya. Jika terdapat bintik-bintik di ujung tangan dan kaki apakah ada jika benar bisa jadi terkena Flu Singapura, tetapi jika awal muncul diarea punggung atau dada berarti terkena cacar.Berikan obat-obat sesuai kebutuhan, tidak perlu antivirus maupun antibiotik.Yang perlu memperhatikan cairan yang cukup per 6 jam sekali anak harus pipis, "tandas dia.

Para orang tua juga wajib menghindari dehidrasi dengan air putih, air kelapa juga air kaldu. Berikan paracetamol sesuai dosis berat badan anak dan boleh diulang 4 jam sekali, lakukan pula skin to skin dengan anak, kompres air hangat dan tetap boleh mandi agar daya tahan tubuh baik.

"Jangan terlalu panik apabila dalam waktu 3 hari masih demam, segera bawa anak ke Dokter Spesialis Anak untuk mengetahui apakah ada permasalahan lainnya yang mungkin diagnosa berubah akibat infeksi lainnya. Selain itu apabila dalam 6 jam anak tidak pipis segera dicek agar anak terhindar dari dehidrasi, " pungkas dia. (Fxh)



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X