KRjogja.com, YOGYA - Dalam rangka menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan kebhinnekaan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DIY bersama yayasan satu nama mengadakan acara Sinau Kebhinnekaan Tunggal Ika pada Kamis, 20 Juni 2024 di Hotel Ruba Graha.
Kegiatan yang dihadiri 50 peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat dan anak muda ini mengangkat tema ‘Promoting, tolerance, celebrating, diversity” membumikan bhinneka tunggal ika bagi masyarakat DIY. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan amanat Perda DIY No.1 Tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan.
“Acara ini dilaksanakan berangkat dari kebutuhan yang berawal dari kegelisahan terkait kondisi di masyarakat dan generasi muda saat ini, khususnya sebagai bentuk antisipasi kerawanan serta mengoptimalkan investasi intelektual pendidikan karakter bangsa untuk masyarakat khususnya generasi muda DIY”, ujar Yulia selaku panitia dari Bakesbangpol DIY.
Pada tahun ini sinau bhinneka tunggal ika tidak hanya ditargetkan kepada pelajar atau mahasiswa, tetapi juga kepada tokoh masyarakat seperti karang taruna, tokoh agama, kelompok masyarakat perempuan, serta lebih mengedepankan metode peserta terlibat aktif selama kegiatan.
Kegiatan sinau bersama ini diisi dengan pembukaan, materi dan tanya jawab. Terdapat 3 materi yang dibawakan oleh 3 narasumber pada kegiatan ini yaitu terkait semangat kebhinnekaan yang disampaikan oleh Damar Dwi Nugroho, Membangun Harmoni dan toleransi yang disampaikan oleh I Gede Edy dari yayasan satu nama dan materi tentang bhinneka tunggal ika satu “satu pemaknaan terhadap kita yang lalu, kita hari ini dan kita esok hari” yang disampaikan oleh Hendra Sigalingging dari UKDW.
Setiap materi yang disampaikan oleh para narasumber menekankan bahwa perlunya kita menanamkan nilai-nilai kebhinnekaan dalam diri kita saat ini, terutama pada era digital yang serba canggih ini. Perlu adanya sinergi bersama dalam mewujudkan Indonesia berkebhinnekaan, yang terdiri dari suku, agama, dan bangsa yang berbeda. Sehingga, harus disatukan demi mewujudkan Indonesia yang gemilang.
Selain itu, juga disampaikan bahwa perlunya menanamkan jiwa kebhinnekaan dalam setiap diri masing-masing. Terutama generasi muda saat ini, kebhinnekaan yang ada dapat menyebabkan perpecahan bahwa terganggunya kesehatan mental. DIY yang terkenal dengan kota pelajar tentunya masyarakat harus ingat dan menanamkan dalam diri bahwa kemajemukan bukanlah masalah, melainkan keunikan yang harus dijaga dan dilestarikan.
“ Pada saat ini five generations dimulai dari generasi tradisional, boomers, Gen X, millennial dan Gen Z perlu bekerja sama dalam mewujudkan lingkungan yang nyaman di tengah kemajemukan yang ada. Perlu adanya saling belajar, mengayomi, dan membimbing satu sama lain dalam berbangsa dan bernegara. Generasi muda perlu adanya bimbingan dari generasi X dan boomers dalam menjalani kehidupan agar nilai-nilai kebangsaaan dan kebudayaan yang ada tidak hilang di tengah kecanggihan teknologi ini, dan Gen X serta boomers juga perlunya belajar dalam mengikuti perkembangan zaman yang ada, media sosial harus dimanfaatkan dalam mempromosikan dan melestarikan keberagaman yang ada saat ini”, ujar Hendra saat memaparkan materi kebhinnekaan.
“Harapannya kegiatan sinau bersama ini terus berlanjut kedepannya, karena tentu perlu ada pengingat dan pembimbing dari masyarakat dan pemerintah sendiri untuk bisa melestarikan budaya kita. Perlu adanya pengingat bahwa kemajemukan yang ada bukanlah pemecah bangsa melainkan penyatu bangsa”, ujar salah satu peserta saat diwawancarai.
Kegiatan sinau bhinneka tunggal ika yang akan dilaksanakan sebanyak 40 kali di 5 Kabupaten/Kota pada tahun 2024 ini harapannya dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat DIY bahwa keberagaman yang ada tentunya terus meningkat terutama di era digital saat ini. Perlu adanya kesatuan dan kekuatan untuk bisa saling kuat menguatkan dan ingat mengingatkan demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik kedepannya.
