Krjogja.com - YOGYA - Pengajuan Sri Sultan HB II sebagai Pahlawan Nasional mendapat respon dari berbagai kalangan masyarakat di Yogyakarta. Banyak yang menilai jasa dan prestasi Sultan HB II menjadikannya layak diangkat sebagai Pahlawan Nasional.
Agus Budi Rachmanto, salah satu warga Yogyakarta yang juga Pengelola Taman Pintar Yogyakarta (Science Center) mengatakan bahwa ia sebagai masyarakat awam menilai bahwa HB II sangat layak dianugerahi pahlawan nasional. Menurut dia, dari berbagai penelitian dan literatur yang ada, menunjukkan kepahlawanan HB II luar biasa bagi bangsa.
"Atas jasa dan prestasi Sultan HB II semasa hidupnya, saya menilai bahwa beliau sangat layak untuk dinobatkan sebagai salah satu tokoh dan pahlawan nasional kita," ungkap Agus Budi ketika berbincang, Senin (1/7/2024).
Hal senada disampaikan Manggarani, seorang akademisi yang juga peneliti. Ia menyebut bahwa kehidupan Sultan HB II harus diangkat sekaligus menjadi catatan sejarah Bangsa Indonesia. Generasi muda harus tahu sepak terjang HB II semasa hidup.
"Kita sebagai generasi muda selayaknya belajar atas sejarah masa lalu. Sultan HB II banyak jasa dan prestasi. Saya harap pemerintah bisa mengkaji lebih jauh, dan menetapkan sebagai Pahlawan Nasional," tandas dia.
Sementara, Perwakilan Keluarga trah Sri Sultan Hamengkubuwono II yang juga Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika, Fajar Bagoes Peoetranto mengungkap bahwa pihaknya sangat mengapresiasi warga dusun Pagerejo Kretek Wonosobo yang mendaftarkan secara resmi Sultan HB II sebagai calon Pahlawan Nasional. Mereka bergerak melalui Dinas Sosial PMD Kabupaten Wonosobo pada 20 Juni 2024 lalu.
"Kami berharap pendaftaran Sultan HB II ini menjadi awal yang baik menjalin kembali silaturahmi seluruh keturunan Sultan HB II yang ada berbagai daerah. Selain itu kami berharap hal ini menginspirasi seluruh masyarkat di Indonesia akan pentingnya menjaga dan melestarikan karya arsitektur, budaya juga seni khususnya yang diwariskan Sultan HB II," tandasnya.
Inisiasi keluarga untuk menjadikan HB II sebagai pahlawan nasional sebenarnya sudah dimulai sejak 2006 silam. Saat ini warga Desa Pagerejo menggelorakan kembali sebagai upaya melestarikan tradisi budaya artefak warisan Sultan HB II agar tak punah. (Fxh)
