KRjogja.com - YOGYA - Menginjak usia yang ke – 17, Pasar Kangen selalu konsisten berorientasi pada kuliner. Mengapa kuliner, karena dalam kuliner ada berbagai aspek kehidupan : aspek pengadaan bahan dasar pangan, teknologi pengolahan, gastronomi dan tata niaga pertaniannya, jika hal-hal tersebut tidak terpelihara dengan baik atau dipertahankan maka kita tidak akan mempunyai apa yang disebut sebagai “Kedaulatan Pangan”.
Mengusung tema “Natas-Nitis-Netes” Natas atau tatas artinya selesai dengan sempuran, Nitis adalah tepat sasaran, Netes atau tetes yang artinya sebuah keberhasilan. Harapannya adalah segala sesutau yang dikerjakan dengan baik dan tepat akan membuahkan hasil yang baik.
Kepala Taman Budaya Yogyakarta (TBY) Purwiati mengatakan,”Khusus tahun ini kita melibatkan masyarakat dan warga Ledok Ratmakan di sepanjang Jalan Tilarso dan sepanjang halaman luar TBY untuk bisa ikut meramaikan kegiatan yang dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta,” tutur Purwiati dalam pres conference Pasar Kangen di Ruang Seminar TBY (2/7).
Purwiati juga menambahkan dengan adanya Pasar Kangen ini yang ingin dicapai adalah penambahan jumlah pengunjung selama dua pekan dan berapa omset yang dihasilkan selama Pasar Kangen berlangsung.
“Omset tahun kemarin mencapai Rp3,9 Miliar selama 10 hari, belum melibatkan tenant – tenant di luar TBY. Kegiatan ini akan terukur dengan dampak ekonomi bagi masyarakat meskipun hanya sesaat,”imbuhnya.
Tahun ini pendaftar Pasar Kangen berjumlah total 1200 formulir yang masuk, peserta terkurasi atau yang lolos seleksi adalah 289 tenant yang terdiri dari kuliner 187 tenant, klithikan/ barang lawasan dan jasa 102 tenant dan workshop 8 tenat, serta berbagai seni pertunjukan dari berbagai komunitas seni yang dipentaskan di panggung pertunjukan Pasar kangen.
Membahas tentang permasalahan sampah atau Jogja darurat sampah, tahun ini Pasar Kangen menerapkan aturan untuk tidak memperbolehkan penggunaan tas plastik paling tidak meminimalisir plastik, mengharuskan pembungkus makanan berbahan kertas atau bahan yang ramah lingkungan, harapan kami kepedulian terhadap kesehatan lingkungan dan kepedulian menjaga bumi kita ini terus berlanjut dikedepannya.
Koordinator Pasar Kangen, Ong Hari Wahyu menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraannya, Pasar Kangen bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mengatasi masalah sampah. “Belajar dari tahun kemarin, perharinya bisa mencapai 200 trash bag. Bisa dibayangkan berapa biaya yang dikeluarkan?,”jelas pak Ong.
“Tahun ini orientasi Pasar Kangen ditujukan kepada lingkungan hidup. Di Pasar Kangen ini kita belajar bersama mengenai sampah. Tahun ini Pasar kangen menyediakan lebih dari 30 titik tempat sampah dan dipisah antara sampah plastik dan non plastik,”imbuh pak Ong.
Ong Hari Wahyu juga menambahkan, “Dengan tagline yang diangkat Dolan, Jajan, Lan Sinau, Pasar Kangen bukan hanya ruang ‘dodolan panganan’ (berjualan makanan) tapi juga ruang belajar bersama dengn membuang sampah pada tempatnya, melarang bungkus makanan berbahan plastic, menghimbau pengunjung membawa tas belanja sendiri. Kita juga menerapkan SOP yang ketat bagi tenant, apabila masih menggunakan plastik akan kita kasih peringatan. Selain itu kami juga bekerjasama dengan perajin untuk membuat bungkus makanan dan minuman dari kertas maupun bambu. Dan adapula workshop Wayang Uwuh,” tutupnya.
Pasar Kangen akan digelar pada 4 Juli hingga 13 Juli 2024 di Taman Budaya Yogyakarta mulai pukul 15.00 - 22.00 WIB. (Kn)