Krjogja.com - Bantul - PT Indonesia Wining, Innovation, Sustainability and Excellence (WISE) berkerjasama dengan Dinas Pariwisata menggelar Workshop Pengembangan Kapasitas untuk Pariwisata Berkelanjutan bersama Multi Pemangku Kepentingan di Aula Kantor Dinas Pariwisata DIY pada Kamis sore (04/07). Kegiatan ini bertujuan mengajak para penyedia layanan pariwisata di DIY mengubah pola pikir supaya bisa mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.
President Director PT Indonesia WISE Amol Titus menyampaikan guna mewujudkan pariwisata berkelanjutan di DIY terdapat empat pilar yang menjadi acuan dan kunci utama. Pilar pertama adalah lingkungan yakni pentingnya lingkungan wisata yang hijau dan bersih. Selanjutnya pilar kedua adalah budaya, termasuk kuliner, tarian, musik, sastra, dan sebagainya. Kemudian pilar ketiga 3 adalah tourism community atau komunitas pariwisata.
Baca Juga: Berkat Holding Ultra Mikro Nasabah PNM Mekaar Ini Berani Memulai Investasi
“Pilar keempat adalah ekonomi inklusif, artinya wisatawan yang berkunjung ke DIY harus memberikan dampak ekonomi menetes kebawah atau trickle down ke masyarakat. Jadi dengan kata lain kehadiran wisatawan ke DIY dampak ekonomi tidak hanya dirasakan hotel, restoran, mall semata tetapi bisa sampai ke masyarakat melalui UMKM atau pun Koperasi," ujarnya disela-sela workshop.
Amol menekankan melalui workshop pariwisata berkelanjutan ini akan muncul perubahan perilaku melalui pola pikir atau mindset baik bagi pelaku industri pariwisata maupun wisatawan. Semisal diharapkan tidak lagi membuang sampah plastik, bisa melakukan penghematan air bersih, listrik dan sebagainya. Indonesia WISE sekaligus memberikan sejumlah langkah praktis untuk berkontribusi terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan.
" Adapun langkah praktisnya antara lain mengkaji efektivitas pengelolaan sampah di properti dan lingkungan, meminimalkan atau melarang penggunaan plastik serta mengkaji praktik pengelolaan air di properti masing masing. Menilai praktik manajemen dan pengurangan energi serta mengevaluasi kebijakan pengadaan lokal seperti memaksimalkan pembelian bahan pangan hingga furnitur lokal," terangnya.
Baca Juga: Pengajuan Paten Hingga 6 Tahun Terlalu Lama
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan materi yang disajikan dan diskusikan dalam workshop ini selaras dengan tiga hal yang ingin dicapai dalam pengembangan kepariwisataan di DIY. Pertama guna meningkatkan pariwisata berkualitas atau quality tourism yang mampu memberikan pendalaman dan pengalaman kepada wisatawan yang berkunjung ke DIY. Pariwisata berkualitas ini maksudnya wisatawan tidak hanya datang, foto, makan lalu pulang tetapi bisa mendapatkan pengalaman yang bisa menjadi kenang-kenangan mendalam.
" Kedua, inclusive tourism atau pariwisata inklusif bahwa pariwisata untuk semua. Jangan sampai kita mengabaikan orang tua, disabilitas dan anak-anak, mereka mempunyai hak untuk berwisata. Ketiga adalah sustainability tourism atau pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan tidak hanya memikirkan alam dan lingkungan tetapi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan masyarakat. Dalam artian, yang bisa menikmati keindahan alam tidak hanya generasi kita tetapi hingga generasi berikutnya bisa menikmati sehingga perlu adanya pelestarian alam melalui kebersamaan atau gotong royong ," papar Singgih. (Ira)