Pelaku Ekonomi Kreatif Minta Pemkot Ikut Kreatif

Photo Author
- Minggu, 21 Juli 2024 | 14:30 WIB
Suasana diskusi Srawung Rembug Kreatif Jogja di Secret Garden Coffee (Ary B Prass)
Suasana diskusi Srawung Rembug Kreatif Jogja di Secret Garden Coffee (Ary B Prass)

KRJogja.com - YOGYA - Bisa dibilang Yogyakarta punya banyak personifikasi yang melahirkan sekian predikat dalam industri kreatif tanah air.

Yogya disebut-sebut sebagai kota yang terus bergerak, melahirkan banyak kantung budaya sekaligus produk populer yang terus dibicarakan dalam rentang masa. Tidak heran predikat macam 'laboratorium' muncul lalu menyebar ke seluruh penjuru negeri.

Namun, mau tidak mau, suka tidak suka, harus diakui bahwa persona sampai predikat itu dibangun lalu dirawat tanpa banyak campur tangan pemerintah. Dengan kata lain, para pegiat budaya dan pelaku ekonomi kreatif di Yogya sendiri yang menatahnya, baik secara kolektif maupun individu. Heroik.

Fakta itu melahirkan banyak kritik yang disemburkan secara langsung oleh pelaku ekonomi kreatif di Yogyakarta ke hadapan perwakilan pemerintah Kota Yogya di Secret Garden Coffee Kamis (18/7/2024) lalu.

Pegiat event dan festival, budayawan, media, serta akademisi juga mencari solusi, membahas arah dan pengembangan Kota Yogyakarta dalam pusaran industri kreatif di Indonesia. Apalagi Kota Yogya diusulkan mendapat predikat 'Kota Kreatif' dalam program Kabupaten/Kota (Kata) Kreatif tahun 2024 baru-baru ini.

Predikat itu dinilai membawa tanggung jawab besar yang harus berdampak nyata, tidak hanya bagi pelaku tetapi juga masyarakat. Namun, para pelaku ekonomi kreatif di Yogya punya pandangan sama, bahwa pemerintah tidak akan mampu mengemban predikat itu bila tidak punya road map yang jelas.

"Pemerintah perlu lebih kreatif dalam mengembangkan industri ini. Selama 13 tahun terakhir, kita mengalami perubahan kepemimpinan tetapi hasilnya masih begini-begini saja. Kami sering diajak ngobrol, tapi tanpa road map yang jelas, semua pembicaraan itu hanya berulang-ulang," keluh Lulut Wahyudi, inisiator Kustomfest.

Eri Kuncoro mengamini Lulut. Mewakili Botika, Eri memaparkan kenyataan bahwa pelaku ekonomi kreatif saat Ini semuanya berjuang sendiri.

"Apa-apa sendiri. Dibantu pemerintah Oke, tidak ya oke. Pemerintah itu harus punya road map yang jelas. Mau dibawa ke mana arahnya? Apakah mau memajukan para pelaku ekonomi kreatif atau hanya sekadar mencari predikat," kritiknya.

Industri kreatif memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Selain itu, industri kreatif menciptakan iklim bisnis yang positif dan membangun citra serta identitas. Perkembangan industri kreatif ini sangat ditentukan oleh hubungan yang harmonis antara akademisi, bisnis, pemerintah, dan media massa.

Keempat aktor tersebut sangat menentukan munculnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya industri kreatif. Hubungan keempat aktor tersebut akan menghasilkan industri kreatif yang kuat dan berkesinambungan.

Road map jangka panjang salah satu alat yang bisa memperkuat empat faktor ini. Selain itu, kemudahan birokrasi juga memegang faktor penting.

"Kadang-kadang kita hanya berbicara tentang saat ini dan keuntungan yang bisa dicapai saat ini, sementara hal-hal mendasar sering kali tidak kita bicarakan. Semua sudah digitalisasi, kita tinggal upload, submit lewat digital. Tapi kita masih diminta fotokopi KTP, fotokopi dokumen lain, dan mengisi formulir yang harus dikumpulkan ke pemerintah," sambung Ajie Wartono, creative board Ngayogjazz.

Para pelaku ekonomi kreatof juga menekankan pentingnya perencanaan yang matang untuk menghadapi tantangan di masa depan sekaligus berharap pemerintah dapat lebih responsif terhadap kebutuhan industri kreatif.

Dengan adanya road map yang jelas dan kolaborasi yang kuat antarkomunitas, para pelaku industri kreatif optimis. Mereka yakin Yogyakarta bisa mencapai visinya sebagai kota kreatif yang diakui, baik di tingkat nasional maupun internasional. (Dezta)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X