Krjogja.com - YOGYA - Kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah titik terang dalam sejarah perjuangan bangsa yang tidak pernah pudar. Sebagai buah dari pengorbanan dan semangat yang berkobar, kemerdekaan ini mengajarkan bahwa setiap pemimpin harus memprioritaskan kepentingan bangsa di atas segalanya. Hal ini disampaikan dengan tegas oleh Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta, yang menegaskan bahwa memprioritaskan keluarga adalah bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita pendiri bangsa.
Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 tidak hanya dirayakan dengan meriah, tetapi juga dengan refleksi mendalam akan nilai-nilai kemerdekaan. Masyarakat turut berpartisipasi dalam beragam kegiatan, dari lomba-lomba hingga upacara bendera yang khidmat, sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa.
"PDI Perjuangan mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus menggelorakan semangat Pancasila dan UUD 1945 dalam pembangunan yang berkeadilan, demi kesejahteraan seluruh rakyat," ungkap Eko Suwanto, yang juga menekankan pentingnya mengikuti jejak para tokoh bangsa seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan KGPAA Pakualam VIII.
Baca Juga: Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto: Jika Ditemukan Kecurangan Pemilu, Jangan Takut Laporkan
Perpindahan ibukota negara ke Yogyakarta pada tahun 1946 menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme, kapitalisme, dan imperialisme yang berusaha menjerat Indonesia. Keputusan ini diambil setelah rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Soekarno di Jakarta, dengan dukungan penuh dari Sultan Hamengkubuwono IX.
"Momentum ini mengingatkan kita akan pentingnya memelihara dan mengisi kemerdekaan dengan semangat proklamasi 17 Agustus 1945, sebagai tonggak kebangkitan nasional," lanjut Eko Suwanto, sambil mengingatkan bahwa Yogyakarta, sebagai ibukota sementara, menjadi pusat perjuangan dan kepemimpinan nasional.
Sejarah mencatat bagaimana ketika Soekarno dan Hatta tiba di Yogyakarta pada 4 Januari 1946, mereka disambut dengan hangat oleh Sultan HB IX, Paku Alam VIII, dan Jenderal Soedirman di Stasiun Tugu. Keputusan untuk mengalihkan pusat pemerintahan ke Yogyakarta tidak hanya strategis secara militer, tetapi juga menegaskan kedaulatan dan kemandirian Indonesia.
Baca Juga: Gelar upacara peringatan HUT RI, Petani Berpakaian seragam Sekolah Dasar
"Jogja sebagai ibukota sementara telah membuktikan bahwa kekuatan bangsa terletak pada persatuan dan semangat untuk mengatasi segala rintangan," tambah Eko Suwanto, yang menekankan bahwa peringatan ini harus menjadi momentum untuk terus memupuk semangat nasionalisme dan patriotisme di tengah tantangan zaman modern.
Dengan memperingati sejarah ini, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga meneguhkan komitmen untuk melangkah maju sebagai bangsa yang berdaulat dan berwibawa di mata dunia. Semangat kemerdekaan yang berkobar di Jogja pada tahun-tahun krusial inilah yang harus menjadi inspirasi bagi generasi masa depan untuk terus berjuang menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan penuh tanggung jawab.