Lomba Kreativitas Garap Gending Keistimewaan DIY Berhadiah Piala Gubernur

Photo Author
- Kamis, 29 Agustus 2024 | 06:45 WIB
 Ilustrasi pentas karawitan generasi muda.  (Foto: Istimewa)
Ilustrasi pentas karawitan generasi muda. (Foto: Istimewa)


Krjogja.com - Bantul - Lomba Kreativitas Garap Gending Keistimewaan Tingkat DIY memperebutkan Piala Gubernur DIY Tahun 2024 digelar di Laboratorium Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Jumat (30/8/2024) pukul 09.00. Lomba diikuti sanggar, paguyuban, kelompok, ataupun grup karawitan perwakilan dari Kabupaten/Kota di DIY.

Koordinator lomba, Setya Rahdiyatmi KJ, Rabu (28/8/2024) menyebutkan, lomba diselenggarakan oleh Paniradya Kaistimewan DIY bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kulonprogo dan Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta. Lomba ini sebagai bentuk kepedulian dalam memajukan kebudayaan yang yang merupakan salah satu agenda dalam rangka memperingati ‘Hari Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta’ yang dilaksanakan setiap tanggal 31 Agustus.

Menurut Setya, lomba diikuti 10 grup, masing-masing membawakan materi secara komposisional terdiri dari dua bagian, yaitu Lelagon Jogja Istimewa Laras Pelog Pathet Nem karya Dr Sukisno MSn dan Lelagon Cahyaning Kaistimewan Laras Pelog Pathet Nem karya Joko Mursito SSn MA.

Baca Juga: Afnan-Singgih Mendaftar ke KPU, Bertekad Majukan Pendidikan, Pariwisata dan Budaya Kota Yogya

Dewan juri terdiri dari Dr I Nyoman Cau Arsana SSn MHum, Dr Raharja, SSn MM, Suhardjono MSn, Joko Suprayitno MSn, dan Dra Sutrisni MSn. Tiga besar dari lomba ini akan dipentaskan pada malam puncak peringatan UU Keistimewaan DIY pada 12 Septermber 2024 di Kulonprogo."Masing-masing pemenang juga akan mendapatkan dana pembinaan, " kata Setya.

Setya menambahkan, lomba tidak membelenggu inovasi dan daya kreativitas sebagai sebuah potensi yang dimiliki oleh para penggarap. Keterbukaan ruang kreativitas dapat melibatkan unsur teknis, komposisional, musikalitas, warna kedaerahan dari suatu wilayah perkembangan karawitan lainnya, gaya kelompok, maupun gaya individu. Unsur kemajemukan gaya dan rasa dipahami sebagai sebuah kekayaan budaya karawitan. (Ewp)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X