Penularan Cacar Monyet, Tidak Perlu Takut Namun Tetap Waspada

Photo Author
- Senin, 30 September 2024 | 20:15 WIB



KRjogja.com - YOGYA - Cacar monyet atau Monkey Fox (mpox) sudah muncul sejak tahun 2017, sempat hilang dan muncul lagi tahun 2022 hingga kini 2024. Mpox ini menjadi menakutkan karena beberapa tahun lalu menyebabkan kematian di Afrika.

Ada dua klat yakni klat pertama di Afrika Selatan itu tidak mematikan, tetapi di Afrika daerah Kongo mematikan. Cacar monyet atau Monkey Fox (mpox) penyebarannya melalui droplet, bersentuhan secara langsung ataupun melalui hubungan seksual yang pada dasarnya akibat dari virus.

Hal ini disampaikan oleh dr. Ferry Arrochman, Sp.DV dalam bincang bersama Doodle Exclusive Baby Care, Senin (30/9/2024). Menurut dokter Ferry, di Indonesia Cacar Monyet yang sudah terjadi klat satu yakni seperti yang terjadi di Afrika Selatan yang kebanyakan bisa sembuh.

dr Ferry mengatakan adapun gejala terjadinya Cacar monyet atau Monkey Fox (mpox) diantaranya demam 1 hingga 3 hari sebelum muncul ruam. Ruam pada mpox ini awalnya kemerahan kemudian menjadi lenting, lalu kemudian menyebar.

"Mpox ini hampir mirip dengan cacar air atau varicella, bedanya kalau mpox ini kebanyakan 70 hingga 90 persen muncul di area wajah, lalu telapak tangan dan telapak kaki. Perbedaan lainnya adalah lokasi munculnya ruam. Jika cacar air atau varicella itu ruamnya keluar semua kemudian kering dan sembuh. Kalau mpox muncul ruam membutuhkan waktu 2 hingga 3 minggu," ungkapnya.

Sedangkan terkait penyebarannya, cacar air atau varicella biasanya tidak ada ditelapak tangan dan telapak kaki. Berbeda dengan mpox muncul ruam di telapak tangan, telapak kaki, wajah hingga alat kelamin.

"Selain itu membedakan dengan cacar yang lain, cacar monyet atau mpox pada pemeriksaan adanya pembesaran di kelemjar limfa. Akan terjadi pembesaran didaerah leher, ketiak dan lipatan paha membesar saat terkena mpox," lanjutnya.

Lebih Lanjut, faktor resiko ditularkan oleh hewan, tidak hanya monyet yang menyebarkan hewan pengera pun bisa menularkan. Ada beberapa tipe hewan yang menularkan banyak diantaranya hewan pengerat atau serukun dengan tikus.

Yang rentan terkena mpox adalah orang yang biasanya tinggal di area dekat hutan, area pendalaman. Biasanya pula menurut dia yang rentan terkena mpox adalah daerah hutan atau daerah yang banyak hewan ataupun penyuka hewan.

"Ketika sudah terpapar mpox gejalanya disertai dengan demam yang tinggi, disarankan dirawat di Rumah Sakit yang dimasukan ke ruangan isolasi dengan perawatan yang obat-obatannya mirip obat varicella. Obat-obat ini berupa obat minum antivirus 7 hingga 10 hari, parenteral untuk mengganti cairan yang berkurang, salep antibiotic yang diracik dengan salep peradangan, vitamin, anti nyeri sesuai dengan kondisi dan gejala serta tanda-tanda pasien. Penderita mpox akan dirawat kurang lebih 3 minggu," tandas dokter Ferry.

Lelaki yang berprofesi sebagai dokter spesialis dermatologi dan venereology ini mengutarakan tidak menutup kemungkinan pasien dengan mpox untuk dirawat di rumah, tetapi dengan syarat menjaga kebersihan. Boleh mandi, tetapi apabila dalam kondisi lemah boleh diseka untuk menggantikan mandi. Karena kebersihan hal yang diutamakan penderita mpox, bahkan yang merawat pun wajib menggunakan masker, handscoon.

"Penularan droplet ada, tetapi penularan dengan memegang akan lebih cepat terjadi. Pada beberapa kasus akan diberikan vaksin kepada perawat, dokter yang lebih sering menangani kasus mpox. Komplikasi yang terjadi pada penderita mpox, ketika terjadinya pembesaran kelenjar limfa bisa mempengaruhi sistem metabolisme yang lain seperti ketika memiliki penyakit bawaan ginjal, hipertensi, diabetes miletus, jantung, asma berat," tandasnya.

Untuk mencegah tertularnya mpox, hal yang perlu diperhatikan adalah menggunakan masker apabila berada di lokasi ramai misalkan di pesawat, kereta serta menjaga kebersihan dengan cuci tangan, mandi bersih, makan yang teratur. Bagi penggemar daging, makan daging yang sudah matang karena khawatir tertular kuman yang belum mati dalam suhu tertentu.

"Perlu waspada tetapi tidak perlu panik. Lindungi keluarga memberikan perlindungan dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, cuci tangan, mandi, mengkonsumsi makanan bergizi, memakai masker di tempat umum. Khusus bagi pecinta hewan menggunakan proteksi dengan handscoon, baju-baju yang panjang supaya ada beberapa hewan yang dicurigai supaya tidak bisa menularkan," pungkasnya. (Fxh)


dr Ferry Arrochman

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X