KRjogja.com, YOGYA – Pentas Parade Teater Linimasa #7 sukses membuka rangkaian pertunjukan seni di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (16/10/2024) malam. Acara ini diawali dengan penampilan penuh keceriaan dari Sanggar Anak Alam yang membawakan drama musikal Manik-manik Mimpi di bawah arahan sutradara Khasanah Rahmawati. Kisah tentang impian anak-anak yang ingin mempertahankan taman bermain mereka dari penggusuran untuk pembangunan rumah baru ini diakhiri dengan suasana riang gembira, di mana mereka menemukan kembali tempat bermain dan kebahagiaan bersama.
Penampilan Sanggar Anak Alam dilanjutkan dengan pentas Penari tanpa Panggung garapan Studi Seni Ngathabagama yang disutradarai oleh Acun K Dewa. Dengan pendekatan teater eksplorasi tubuh, penampilan ini memukau penonton dengan dukungan puluhan penari yang menghidupkan cerita melalui gerak.
Parade Teater Linimasa #7 yang berlangsung hingga Jumat (18/10/2024) malam mengusung tema Kota, Arsip, dan Teks yang Terpinggirkan, menampilkan enam grup teater dari Yogyakarta dengan bentuk garapan yang beragam. Malam kedua, penonton disuguhkan cerita Kota (K) Sampah oleh Teater Mlati di bawah arahan sutradara Efa Rohmana, dan lakon Titik Nol Km Berbisik di Kala Waktu Berisik oleh grup Kinemime Nusantara yang disutradarai oleh Pupuh Romansa.
Pada malam ketiga, Komunitas Young Artist from Yogyakarta menampilkan POV: Ziarah Sarkem Dulu, Kini dan Nanti yang disutradarai Nano Suharno, sementara Komunitas Manah Ati menutup rangkaian pentas dengan lakon Sidang Akhir Malam garapan Jlitheng.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dra Dian Lakshmi Pratiwi SS MM, yang membuka acara, berharap Parade Teater Linimasa #7 bisa menjadi ikon penting program TBY dan turut memperkaya dunia teater di Indonesia. "Perkembangan teater di Yogyakarta sangat menggembirakan, dan saya harap gelaran ini mampu memperkenalkan bentuk pentas teater baru yang bisa diperhitungkan di kancah nasional," ujar Dian.
Kepala TBY Dra Purwiati menambahkan, dari 26 proposal yang masuk, enam grup teater berhasil lolos seleksi yang dilakukan oleh kurator Dr Kus Yuliadi MHum, Elyandra Widarta MSn, dan Agung. Selama tiga bulan persiapan, para grup teater ini telah dibimbing dan diberi pendampingan dalam proses latihan dan penggarapan.
Pentas ini mendapatkan sambutan meriah dari masyarakat Yogyakarta, di mana ratusan penonton memadati Concert Hall TBY untuk menyaksikan berbagai pertunjukan teater yang menghadirkan seni sebagai pengingat akan pentingnya ruang budaya di kota ini. (Khocil)