Krjogja.com - SLEMAN - Profesor Puji Lestari dari UPN Veteran Yogyakarta mengenalkan Teori Komunikasi Hati pada siswa-siswi SMA Gama Yogyakarta, Selasa (29/10/2024).
Model komunikasi hati diimplementasikan Puji bersama tim dari Balai Tekkomdik Yogyakarta setelah melihat keprihatinan persoalan yang dialami anak-anak muda di Jogja termasuk bullying di dalamnya.
Puji mengatakan, dari beberapa penelitian yang dilakukan, ia menemukan berbagai persoalan yang dialami anak muda, khususnya usia SMA. Masa peralihan dari remaja menuju dewasa menjadi momen penting yang tak jarang mengarahkan mereka justru pada hal negatif.
"Saya mendengar ada yang sampai menyakiti diri sendiri karena menghadapi persoalan, dia tidak bisa mengatasi sampai bahkan dengan niat mengakhiri hidup. Ini harus diurai dan saya sebagai akademisi punya kepedulian membantu, lewat penelitian dan pengabdian masyarakat tentang komunikasi hati," ungkap Puji di sela acara.
Dalam komunikasi hati menurut Puji, siswa-siswi diajak menyelami diri dan merefleksikan situasi dengan komunikasi hati yaitu olah pikir, mengarahkan pikiran ke arah positif, olah rasa dengan mengubah perasaan negatif menjadi energi positif, buang sampah hati dengan ikhlas dan bersyukur, ciptakan simpati dan empati, hasilnya hidup damai dan bahagia.
Puji mengatakan, dari beberapa penelitian yang dilakukan, ia menemukan berbagai persoalan yang dialami anak muda, khususnya usia SMA. Masa peralihan dari remaja menuju dewasa menjadi momen penting yang tak jarang mengarahkan mereka justru pada hal negatif.
"Saya mendengar ada yang sampai menyakiti diri sendiri karena menghadapi persoalan, dia tidak bisa mengatasi sampai bahkan dengan niat mengakhiri hidup. Ini harus diurai dan saya sebagai akademisi punya kepedulian membantu, lewat penelitian dan pengabdian masyarakat tentang komunikasi hati," ungkap Puji di sela acara.
Dalam komunikasi hati menurut Puji, siswa-siswi diajak menyelami diri dan merefleksikan situasi dengan komunikasi hati yaitu olah pikir, mengarahkan pikiran ke arah positif, olah rasa dengan mengubah perasaan negatif menjadi energi positif, buang sampah hati dengan ikhlas dan bersyukur, ciptakan simpati dan empati, hasilnya hidup damai dan bahagia.
Literasi komunikasi hati dilakukan secara digital. Caranya dengan metode cerita lewat sistem digital Sikomhati.id, yang mudah diakses oleh siswa secara lebih dekat, dengan handphone.
"Misalnya di SMA Gama ini, jika biasanya siswa diberikan metode membaca 30 menit, lalu menulis refleksi, sekarang menggunakan platform Sikomhati ini, bisa bentuk cerita, video atau film. Selanjutnya siswa menuliskan refleksi yang sekaligus menjadi alat ukur apakah siswa berada dalam tataran literasi digital tahu, tanggap atau tangguh menerapkan komunikasi hati," lanjutnya.
Dalam komunikasi hati, siswa diajak mencari sisi positif dari setiap persoalan yang dihadapi. Mereka diajak mengubah pikiran negatif menjadi positif dari berbagai sudut pendekatan.
"Harapannya, ketika mereka mengambil keputusan terhadap suatu hal, setelah mereka menggunakan komunikasi hati, bisa mengarah ke hal-hal baik. Terkadang anak muda ambil keputusan begitu saja, kalau lingkungan negatif dia akan mudah ikut. Nah, kita tanamkan nih lewat komunikasi hati, ketika memilih pilihan A maka akan seperti ini, ketika B akan seperti ini, jadi dia bisa ada pertimbangan, selanjutnya dilakukan olah rasa, mengubah perasaan negatif yang menjadi energi positif," lanjutnya.
Program yang didukung hibah penelitian Terapan DRTPM Dikti dan didukung mitra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY ini nantinya akan diujicobakan kepada 30 SMA/SMK DIY yang masuk dalam smart school.
"Misalnya di SMA Gama ini, jika biasanya siswa diberikan metode membaca 30 menit, lalu menulis refleksi, sekarang menggunakan platform Sikomhati ini, bisa bentuk cerita, video atau film. Selanjutnya siswa menuliskan refleksi yang sekaligus menjadi alat ukur apakah siswa berada dalam tataran literasi digital tahu, tanggap atau tangguh menerapkan komunikasi hati," lanjutnya.
Dalam komunikasi hati, siswa diajak mencari sisi positif dari setiap persoalan yang dihadapi. Mereka diajak mengubah pikiran negatif menjadi positif dari berbagai sudut pendekatan.
"Harapannya, ketika mereka mengambil keputusan terhadap suatu hal, setelah mereka menggunakan komunikasi hati, bisa mengarah ke hal-hal baik. Terkadang anak muda ambil keputusan begitu saja, kalau lingkungan negatif dia akan mudah ikut. Nah, kita tanamkan nih lewat komunikasi hati, ketika memilih pilihan A maka akan seperti ini, ketika B akan seperti ini, jadi dia bisa ada pertimbangan, selanjutnya dilakukan olah rasa, mengubah perasaan negatif yang menjadi energi positif," lanjutnya.
Program yang didukung hibah penelitian Terapan DRTPM Dikti dan didukung mitra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY ini nantinya akan diujicobakan kepada 30 SMA/SMK DIY yang masuk dalam smart school.
"Kami senang temuan penelitian yang kami dilakukan bisa membawa manfaat, membantu anak-anak SMA berproses dengan baik dalam hidupnya," Semua berawal dari pikiran. Pikiran positif akan mengarahkan perasaan positif, pikiran dan perasaan positif akan membentuk sikap dan perilaku positif. Perilaku positif akan membentuk kebiasaan positif. Kebiasaan baik akan menentukan masa depan yang baik. pungkas Puji. (Fxh)