KRJogja.com - YOGYA - Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY mengalami inflasi pada November 2024. Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi DIY November 2024 tercatat 0,25% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulanan pada Oktober 2024 yang mencapai 0,09% (mtm). Melihat perkembangan tersebut, inflasi kumulatif DIY mencapai 0,82% (ytd) atau secara tahunan mengalami inflasi 1,14% (yoy) di bawah rentang sasaran inflasi nasional 2,5 ± 1%.
"Capaian inflasi DIY yang terkendali tersebut tidak terlepas dari sinergi berbagai upaya pengendalian inflasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY yang semakin solid serta relatif membaiknya pasokan komoditas pangan sepanjang 2024" ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim dikantornya, Selasa (3/12).
Secara bulanan, Ibrahim mengatakan penyumbang utama inflasi yang terjadi di DIY adalah kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil 0,16% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, inflasi DIY disumbang komoditas bawang merah dengan andil 0,07% (mtm) sejalan dengan mulai terbatasnya pasokan dari daerah pemasok utama seperti Bima, NTT.
Kondisi keterbatasan pasokan juga terjadi pada komoditas minyak goreng sehingga memberikan andil inflasi mencapai 0,03% (mtm). Sementara, andil inflasi komoditas daging ayam ras mencapai 0,02% (mtm) seiring keterbatasan jumlah pasokan Day Old Chicken (DOC) dan permintaan konsumen yang relatif meningkat.
"Selain itu, kelompok komoditas Perawatan Pribadi Lainnya, khususnya komoditas emas perhiasan juga memberikan andil inflasi yang relatif tinggi mencapai 0,04% (mtm) seiring dengan adanya kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketidakpastian dan ketegangan geopolitik global," tandas Ibrahim.
Ibrahim menyampaikan inflasi lebih tinggi tertahan beberapa komoditas pangan terutama hortikultura. Ditinjau menurut komoditasnya, harga cabai rawit mengalami penurunan dengan andil deflasi 0,03% (mtm) sejalan permintaan yang cenderung stabil di tengah pasokan yang relatif terjaga. Hal ini sejalan dengan masih berlangsungnya panen di sejumlah daerah sentra pemasok, seperti Bantul, Magelang dan Nganjuk.
Lebih lanjut, komoditas lainnya seperti Sawi, Kentang, Kangkung, Wortel juga mengalami deflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Hal itu sejalan dengan pasokan komoditas yang melimpah dari sentra produsen di tengah musim panen.
Ke depan, BI bersama TPID DIY terus berkomitmen menjaga stabilitas harga. Upaya tersebut didukung oleh TPID DIY dalam kerangka 4K melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024. Hal itu sebagai wujud komitmen BI, Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5 persen ±1 persen. (Ira)