Krjogja.com - YOGYA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid membuka ujian Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Jalan Tata Bumi, Banyuraden Gamping Sleman, Selasa (17/12/2024).
Menteri Nusron menyebut PPAT yang nantinya lulus akan menjadi bagian dari transformasi layanan pertanahan Kementerian ATR/BPN. Menurutnya, ada dua transformasi yang dilakukan, yakni sistem dan sumber daya manusia (SDM).
"Sistem (yang akan ditransformasi) itu ada dua, yaitu bisnis proses dan IT karena itu nanti kita akan hubungkan AJB (Akta Jual Beli) dan akta-akta. Itu secara online termonitor di Pusdatin sehingga kita akan tahu berapa yang aktif, berapa yang tidak, transaksinya berapa, termasuk biaya transaksinya berapa akan kita monitor," kata Nusron Wahid.
Baca Juga: Longsor di Gunungwuluh, Seorang Nenek Meninggal Terkubur Material
Turut mendampingi Menteri ATR/Kepala BPN, Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Asnaedi, Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Jonahar, Ketua STPN Agustyarsyah dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Harison Mocodompis.
Lebih lanjut dikatakan Nusron, PPAT juga terlibat dalam transformasi SDM yang sedang dijalankan Kementerian ATR/BPN. Ia memaparkan, peningkatan kualitas PPAT dilakukan melalui rotasi penempatan selayaknya aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian ATR/BPN.
"KPK menemukan bahwa biaya dan pelayanan PPAT tidak seragam. Ada yang tinggi sekali, ada yang besar sekali. Karena tidak seragam, mungkin kita sudah mempertimbangkan mungkin tempatnya PPAT itu akan kita rolling terus," tutur Menteri ATR/Kepala BPN.
Baca Juga: Gusti Randa Ungkap PSS Ingin Segera Berkandang di Maguwoharjo, Berharap Renovasi Segera Diselesaikan
Adapun ujian PPAT tahun 2024 di STPN ini telah masuk ke gelombang kedua. Sebelumnya, ujian PPAT pertama berlangsung di PPSDM Kementerian ATR/BPN, Cikeas. Total pendaftar ujian PPAT tahun ini mencapai angka 6.000, yang mana 5.544 di antaranya dinyatakan lulus dan berhak mengikuti ujian.
Ujian PPAT dilaksanakan menggunakan metode Computer Based Test (CBT) yang hasilnya bisa dilihat secara real time di sekitar lokasi ujian. Nantinya, peserta yang dinyatakan lulus ialah mereka yang bisa memenuhi passing grade dan pemeringkatan. Ujian berlangsung sangat transparan sehingga peserta bisa memantau setiap proses yang mereka lalui. (Dev)