2025 DIY Masih Andalkan Pariwisata dan Pendidikan

Photo Author
- Senin, 23 Desember 2024 | 21:45 WIB
Foto bersama narasumber, pengurus  ISEI Cabang Yogyakarta, Kadin DIY, Direksi Bank BPD DIY sebelum Diskusi & Outlook Bisnis dan Ekonomi DIY Tahun 2025 mendapatkan cinderamata dari Bank BPD DIY. KR-Juv
Foto bersama narasumber, pengurus ISEI Cabang Yogyakarta, Kadin DIY, Direksi Bank BPD DIY sebelum Diskusi & Outlook Bisnis dan Ekonomi DIY Tahun 2025 mendapatkan cinderamata dari Bank BPD DIY. KR-Juv


KRjogja.com, YOGYA - Masih mengandalkan potensi pariwisata dan pendidikan  pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2025 diprediksi akan sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi DIY 2025 akan memperoleh dorongan dari proyek Jalan Tol Solo-Yogya-YIA dan Bawen-Jogja.

Data empiris “daya ungkit” proyek infrastruktur (infrastructure led growth) di DIY cukup signifikan (Proyek JJLS, Bandara YIA dsb).

"Aktivitas pariwisata (beserta turunannya) menjadi “motor penggerak” pertumbuhan ekonomi DIY (Diperkirakan sekitar 15 persen -20 persen dari PDB pada tahun 2022). Meningkatnya interkoneksi jalan tol Jawa dimungkinkan peningkatan wisatawan domestik di DIY," ungkap Ketua ISEI Cabang Yogyakarta Prof Didi Achjari PhD Akt CA selaku Keynote Speech dalam Diskusi & Outlook Bisnis dan Ekonomi DIY Tahun 2025, Senin (23/12) di Kantor Pusat BPD DIY Jalan Tentara Pelajar No 7 Yogyakarta.

Mengusung tema “Opportunities, Challenges and Strategies for Growth” acara kerjasama KADIN DIY Bank BPD DIY  dan ISEI Cabang Yogyakarta ini menghadirkan narasumber  Robby Kusumaharta (Wakil Ketua KADIN DIY), Arya Jodilistyo (BI DIY), Ike Janita Dewi PhD (FE USD/GIPI DIY), Gumilang Arya Sahadewo PhD (Wakil Ketua ISEI Yogya (Wakil Dekan FEB UGM) dengan moderator Dr Y Sri Susilo.

"Perlu ditingkatkan Upaya untuk meningkatkan length of stay dan spending, khususnya wisatawan dari Asia dan Nusantara," tegasnya.

Disebutkan pangsa wisman dari Malaysia dan Singapura ke DIY hingga saat ini masih menjadi yang tertinggi, masing-masing sebesar 39 persen  dan 14 persen (Faktor penerbangan langsung kedua negara ke YIA).

"Promosi DIY sebagai pilihan tempat MICE harus lebih digalakkan dengan infrastruktur  memadai untuk event nasional dan internasional. Penting strategi menarik wisman dari negara lain di Asia yang memiliki ketertarikan kebudayaan dan agama seperti India, Tiongkok, Jepang, hingga Korea Selatan," jelasnya.

Kemudian aktivitas pendidikan tinggi (PTN/PTS) di DIY berkontribusi terhadap  pertumbuhan ekonomi DIY (Diperkirakan sekitar 10 persen  - 15 persen dari PDB pad tahun 2022). "Uang beredar (JUB) yang disumbangkan mahasiswa yang kost mencapai Rp 800 milyar per bulan, mempunyai efek pengganda  aktivitas ekonomi di sekitar kampus seperti rumah kost, warung makan, jasa laundry, café dan lainnya," papar Didi.

Karenanya fenomena PTS di DIY semakin sulit memperoleh mahasiswa harus mendapat perhatian pemangku kepentingan. "Hal tersebut terkait dengan keberadaan PTS di masa depan dan sudah terbukti aktivitas PTS turut berkontribusi terhadap perekonomin DIY," tegasnya.

Sementara Ike Janita menambahkan pariwisata global pasca Covid telah pulih. Dampak konflik Rusia-Ukraina, dan Kawasan Timur Tengah menjadi peluang destinasi kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang aman. "Persaingan destinasi antar negara di kawasan Asia Tenggara  sangat ketat dengan promo menarik. Indonesia khususnya DIY harus menciptakan terobosan dengan potensi yang ada, misalnya dengan keberadaan desa wisata," ungkapnya.
Sedang Robby Kusumaharta (KADIN DIY) selaku pengusaha menyatakan meski kenaikan PPN 12 Persen  jelas bakal menyulitkan pengusaha namun dirinya tetap optimis.

"Jelas berpengaruh, kita (pengusaha) harus melakukan efisiensi, namun kita tetap optimis ekonomi bisa tumbuh" ungkapnya.

Senada dengan Gumilang Arya Sahadewo (Dosen FE UGM) Arya Jodilistyo dari BI menyebutkan Kondisi Global dan Nasional berpengaruh dengan kondisi dan tantangan DIY untuk mendorong keberlanjutan Reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah.

"Pemda DIY bisa melakukan penguatan lapangan usaha untuk menjaga resiliensi ekonomi daerah, memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk antisipasi inflasi dan penguatan iklim investasi," jelas Arya. (Vin)


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X