Didik Nini Thowok: 50 Tahun Mengabdi, Tak Lupakan Para Empu Tari

Photo Author
- Rabu, 26 Maret 2025 | 21:15 WIB
Foto Khocil Birawa  Didik Nini Thowok, Romo G Budi Subanar dan Ayu Utami.
Foto Khocil Birawa Didik Nini Thowok, Romo G Budi Subanar dan Ayu Utami.

YOGYAKARTA, KRJogja.com – Koreografer dan penari kawakan Didik Nini Thowok tetap teguh menghormati para empu tari yang telah berjasa dalam perjalanan kariernya. Bahkan, hingga kini, ia masih rutin berziarah ke makam para maestro tari di Bali dan Jawa sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka yang telah mengajarkan dan membimbingnya dalam seni tari.

Tak hanya itu, Didik juga tak melupakan Tutik, koreografer yang menciptakan Tari Nini Thowok pada tahun 1974. Tarian ini menjadi titik balik dalam hidupnya, yang kemudian membuatnya dikenal sebagai Didik Nini Thowok hingga saat ini.

Dalam rangka merayakan 50 tahun perjalanan seni Didik Nini Thowok, digelar peluncuran dan bedah buku berjudul “Tubuh Kreatif Sang Maestro: Perjalanan Budaya Didik Nini Thowok” di Bentara Budaya Yogyakarta, Jumat (21/3/2025). Acara ini menjadi bagian dari Kridha Panca Dasa Warsa, yang menandai setengah abad pengabdiannya di dunia tari.

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut budayawan Romo G Budi Subanar SJ serta jurnalis dan sastrawan Ayu Utami. Acara ini turut dihadiri oleh para sahabat, dosen, penari, koreografer, serta seniman tari lainnya, termasuk Tutik (pencipta Tari Nini Thowok), Daruni (dosen ISI Yogyakarta), serta Gandung Djatmiko (dosen ISI Yogyakarta).

Dalam kesempatan tersebut, Tutik mengungkapkan bahwa sejak pertama kali Didik masuk ASTI Yogyakarta (sekarang ISI Yogyakarta) pada tahun 1974, bakatnya sudah tampak mencolok.

"Ketika saya menciptakan Tari Nini Thowok, saya melibatkan Didik dalam pertunjukan. Penampilannya sangat mengesankan dan sejak saat itulah, ia mulai dikenal dengan nama Didik Nini Thowok," kenang Tutik.

Semangat Belajar dari Para Maestro

Sementara itu, Ayu Utami menegaskan bahwa Didik adalah sosok koreografer yang unik, yang mampu membawakan gerakan luwes layaknya perempuan dalam pertunjukannya. Selain itu, semangat Didik dalam belajar langsung dari empu seni tari tradisional di berbagai daerah Indonesia menjadi nilai tersendiri dalam perjalanan kariernya.

"Semoga ke depan, Didik juga mampu menciptakan tari kontemporer yang bisa semakin memperkaya dunia seni tari di Indonesia," harap Ayu Utami.

Dedikasi Didik Nini Thowok yang terus menjaga tradisi serta menghormati para empu seni, menjadi inspirasi bagi generasi muda agar tetap melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Indonesia. (Khocil Birawa)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X