Krjogja.com - YOGYA - Perum Bulog Kantor Wilayah Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan petani lokal. Dalam upaya stabilisasi harga dan menjaga ketahanan pangan, Bulog Kanwil Yogyakarta menyerap gabah kering panen (GKP) petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Yogyakarta Ninik Setyowati menyampaikan kegiatan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat untuk memastikan petani memperoleh harga yang layak atas hasil panennya. Penyerapan gabah kering panen ini akan berlangsung selama masa panen dan ditargetkan produksi gabah petani dapat terserap maksimal.
“Kami ingin memastikan petani tersenyum puas karena hasil panennya diserap dengan harga yang baik. Harga Rp 6.500/kg untuk gabah kering panen ini merupakan amanah pemerintah yang terus kami sosialisasikan ke seluruh petani agar petani terus semangat dalam meningkatkan produksinya,” ujarnya dikantornya, Selasa (29/04).
Baca Juga: Inovasi Jangan Tinggalkan Trikon
Ninik mengatakan Bulog juga memastikan proses penyerapan dilakukan secara transparan dan efisien melalui Tim Jemput Gabah yang tentunya dibantu dengan para Penyuluh Pertanian Lapangannya (PPL) dan Babinsa di lapangan. Pihaknya mencatatkan pencapaian tertinggi dalam satu dekade terakhir. Hingga 27 April 2025, realisasi pengadaan setara beras di wilayah ini telah mencapai 83 ribu ton, angka tertinggi selama 10 tahun terakhir untuk periode yang sama.
“Kami sangat mengapresiasi sinergi dan kerja sama seluruh pihak yang telah berperan dalam pencapaian ini. Mulai dari jajaran TNI, Satgas Pangan Polri, serta Dinas Pertanian baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dengan langkah ini, Bulog berharap dapat menjaga stabilitas harga beras di pasaran sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional," ungkap Ninik.
Salah satu petani dari Mertosutan, Godean, Eko mengaku sangat terbantu dengan kegiatan penyerapan gabah ini, “Petani sangat terbantu karena pembayaran dari Bulog mudah dan lancar. Hasil penjualan digunakan utk kegiatan tanam berikutnya, pembelian pupuk, serta sarana produksi pertanian (soprotan)," tuturnya.
Baca Juga: Daerah Motor Pertumbuhan Ekonomi
Ditemui pada kesempatan berbeda, Musito, petani dari Margoluwih, Seyegan, juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah karena gabahnya dibeli dengan harga tinggim.Hasil penjualan gabah ini akan digunakan untuk mengolah tanah kembali, dan sisanya untuk kebutuhan sehari hari. (Ira)