Dokter di DIY Gelar Doa Bersama, Berharap Kebijakan Mutasi oleh Kemenkes Dikaji Ulang

Photo Author
- Jumat, 9 Mei 2025 | 12:10 WIB
 Doa bersama para dokter di RSA UGM. (Foto: Risbika Putri)
Doa bersama para dokter di RSA UGM. (Foto: Risbika Putri)


KRjogja.com - SLEMAN - Sebagai bentuk keprihatinan atas kebijakan mutasi mendadak sejumlah dokter oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, sejumlah dokter lintas keilmuan di DIY menggelar doa bersama di Pendopo Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta.

Direktur Utama RSA UGM, Prof. Dr. dr. Darwito, Sp. B-KBD mengatakan, doa bersama ini awalnya dilatarbelakangi oleh suatu pemindahan tugas rekan sejawat ke sejumlah daerah terutama dokter anak. Menurutnya, kebijakan mutasi Menteri Kesehatan sebagai pemegang wewenang dan kekuasaan, memutasi dokter dengan suka-suka ini memprihatinkan.

"Sebab kebanyakan dokter yang dimutasi itu sudah memiliki banyak pasien yang harus ditangani. Saya prihatin. Saya sebagai dokter, kalau dipindah seperti itu akan bagaimana, bagaimana saat itu membina pasien, kemudian di situ kita bisa mendidik (dokter), sudah melekat dalam arti pendidikan dengan anak didik, dengan institusi pendidikan, itu dipindah dengan sesaat, tanpa alasan yang jelas," katanya, Rabu (7/5/2025).

Baca Juga: Pertarungan Terakhir, Yogya Tuan Rumah Grand Final PLN Mobile Proliga 2025

Darwito menyebut, ada ada dua dokter di DIY yang dipindah secara mendadak. Mereka adalah dokter anak dan obgyn. Kebijakan mutasi mendadak ini baru pertama terjadi semenjak ia berprofesi sebagai dokter.

"Ada, yang dari DIY dipindah di Semarang, yang di Semarang dipindah di sini, ada dua kelihatannya. Dokter anak, yang satu adalah dokter obgyn. Nggak ada alasan (pemindahan)," ungkapnya.

Darwito memprediksi, kejadian serupa bisa saja terjadi sewaktu-waktu ke dokter lain. Terlebih jika dokter berada di bawah tekanan dan tidak manut.

"Bisa terjadi. Siapa pun. Di bawah tekanan, kalau kamu nggak manut, maka akan saya pindah," terangnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 9 Mei 2025 Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, dan Virgo untuk Aspek Asmara dan Keuangan

Darwito menambahkan, seorang dokter tidak bisa bekerja dalam suasana terancam dipindah. Mutasi mendadak ini juga merugikan, tak hanya secara pribadi tetapi secara institusi dan pasien.

"Kalau dia pendidik berarti di situ akan ada suatu kesenjangan dalam pendidikan. Harusnya anak didiknya menjadi baik, sekarang adalah dia mungkin tidak bisa mendidik dengan baik. Pasien juga yang kasihan, dia sudah cocok dengan pasien-pasiennya, dia dipindah mendadak, itu kan suatu hal yang juga harus kita perhatikan," terangnya.

Sementara Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI DIY dr. Joko Murdiyanto, Sp. An., MPH, FISQua menambahkan, dirinya turut prihatin atas peristiwa ini.

"Ketika dokter berpindah tugas maka dia akan susah dijangkau masyarakat yang selama ini jadi pasiennya. Setidaknya ada komunikasi mestinya. Sekali lagi, mindah dokter itu tidak seperti mindah barang, menurut saya. Dokter juga bukan pejabat yang dengan mudah dipindahkan tugaskan," katanya. (*3)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X