Krjogja.com - Sleman- Yogya-Buku bertajuk 100 Tahun Sapto Hudoyo diluncurkan sebagai penanda istimewa yang tidak hanya merayakan warisan seorang maestro seni, tetapi juga menggugah pentingnya pelestarian nilai-nilai kebudayaan di tengah masyarakat.
Buku 100 Tahun Sapto Hudoyo disusun oleh tim penulis dari kalangan jurnalis dan budayawan, dengan menggali berbagai kisah hidup, pemikiran, serta jejak karya sang maestro yang dikenal produktif dalam dunia lukis dan gerabah.
Sekar Langit Sapto Hudoyo, selaku perwakilan keluarga besar almarhum, menyampaikan rasa bahagia dan harunya. Menurutnya, buku ini bukan sekadar penghormatan atas perjalanan hidup sang ayah, melainkan juga dokumentasi penting bagi sejarah seni rupa Indonesia.
Baca Juga: Relawan GTS Turun ke Sekolah, Banyak Siswa Tidak Punya Mimpi
“Kami sangat berbahagia atas peluncuran buku ini. Apalagi buku ini ditulis oleh para jurnalis senior dan budayawan yang memahami betul karakter dan perjuangan Bapak dalam dunia seni. Buku ini akan menjadi dokumen sejarah penting,” ujarnya (20/5/25) di Galeri Sapto Hudoyo.
Lebih lanjut, Yani Sapto Hudoyo turut menuturkan pihaknya ingin gerakan yang telah dilakukan oleh Sapto Hudoyo tetap dilanjutkan oleh generasi saat ini.
"Nama Sapto Hudoyo akan terus abadi dan karya-karyanya akan tetap kita pelihara. Tentunya untuk anak-anak muda supaya bisa menghargai karya beliau yang telah tiada, " paparnya.
Baca Juga: Pameran Jogja Printing Expo 2025 Hadirkan Inovasi Teknologi Percetakan Terkini di Indonesia
Sigit Sugito, Ketua Komunitas Koseta, menambahkan bahwa sosok Sapto Hudoyo tak hanya besar dalam karya, tetapi juga dalam kepeduliannya terhadap masyarakat. Sapto adalah seniman yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat kecil.
“Banyak sekali karyanya yang memotret kehidupan wong cilik, dari pasar, petani, hingga pengrajin. Dan yang lebih penting, beliau sering membantu warga dengan apa yang beliau miliki. Sosok seperti ini layak dikenang dan kisahnya patut dijadikan pelajaran bagi generasi muda,” tegas Sigit.
Peluncuran buku ini menjadi bukti bahwa karya dan nilai-nilai yang ditinggalkan Sapto Hudoyo masih terus hidup, menyala di hati para pecinta seni dan budaya. Di akhir acara, para hadirin terlihat antusias berbincang hangat, membahas buku, dan merencanakan kolaborasi kebudayaan selanjutnya sebuah sinyal bahwa semangat Sapto Hudoyo belum akan padam. (Ris)