YOGYA, KRJogja.com – Malam takbiran Idul Adha 1446 H di Yogyakarta bakal semakin semarak dengan digelarnya Karnaval Takbir Jogja (KTJ) #11 oleh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Cabang Ngampilan Kota Yogyakarta, Kamis malam (5/6/2025) mulai pukul 19.30 hingga 23.00 WIB di Halaman Parkir Ngabean.
Mengusung tema "Takbir Kami Adalah Senjata, Barisan Pejuang Aqsa Bergerak", KTJ tahun ini tidak hanya menjadi ajang takbiran, tetapi juga simbol perlawanan moral, solidaritas kemanusiaan, dan syiar Islam. Sebanyak 7 kontingen yang merupakan perwakilan dari remaja masjid dan musala se-Kota Yogyakarta siap tampil dengan kostum khas, display lampion, semangat takbir, dan orasi perjuangan.
“Kami ingin menjadikan KTJ ini bukan sekadar pawai malam takbiran, tetapi juga ruang ekspresi keagamaan, budaya, sekaligus solidaritas terhadap perjuangan umat Islam di Palestina,” ujar Apt. Satria Majid Jatmiko, S.Farm, Wakil Sekretaris Panitia, saat bersilaturahmi dengan Pemimpin Redaksi KR, Dr. H. Octo Lampito, M.Pd, Senin (2/6).
Tak hanya meriah, KTJ #11 juga menyuguhkan kompetisi sehat antar kontingen dengan penilaian yang mencakup display, semangat takbir, kostum, dan lampion. Tiga trofi bergilir bergengsi diperebutkan:
-
Trofi Ketua PWM DIY untuk Juara Umum I,
-
Trofi Walikota Yogyakarta untuk Juara Umum II,
-
Trofi Ketua PDM Kota Yogyakarta untuk Juara Umum III.
Menurut Satria, KTJ telah menjadi tradisi tahunan khas Yogyakarta yang menghadirkan nuansa religius dalam bingkai kreativitas generasi muda. Kegiatan ini tak hanya memperkuat silaturahmi antar pemuda dan ormas Islam, tetapi juga menjadi ajang syiar yang menyuarakan pesan persaudaraan, semangat perjuangan, dan kepedulian terhadap kondisi umat Islam di Timur Tengah.
“Lewat lantunan takbir, pawai budaya, dan pesan perjuangan, generasi muda diajak peduli sejak dini terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kebenaran,” imbuh Satria.
Ruang Positif Bagi Generasi Muda
KTJ juga menjadi alternatif kegiatan malam takbiran yang positif dan edukatif, jauh dari kebisingan petasan dan aktivitas negatif. Para pemuda bisa menyalurkan energi dan kreativitas dalam suasana Islami yang menyenangkan namun tetap bermakna. (Rar)