Jagongan Wagen #153 Hadirkan “Tiny Revolutions” dari Australia: Pertunjukan Partisipatif Soal Perubahan Sosial

Photo Author
- Kamis, 31 Juli 2025 | 23:05 WIB

KRjogja.com, YOGYA – Program seni bulanan Jagongan Wagen edisi ke-153 yang digelar di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) menampilkan pertunjukan partisipatif bertajuk Tiny Revolutions, karya PVI Collective dari Perth, Australia. Pertunjukan ini merupakan bagian dari tur internasional PVI Collective tahun 2025, dengan Indonesia sebagai salah satu titik persinggahan—khususnya di dua kota: Yogyakarta (PSBK) dan Jakarta (Salihara).

Tur ini terlaksana melalui kolaborasi lintas organisasi antara PVI Collective, PSBK, dan Salihara, serta didukung oleh Creative Australia. Kolaborasi ini menjadi momentum penting dalam mempertemukan praktik seni lintas budaya sekaligus menandai pertama kalinya Tiny Revolutions dipentaskan di Indonesia.

Pertunjukan berdurasi 60 menit ini dipandu oleh Keni Soeriaatmadja dan mengusung konsep partisipatif yang mengajak penonton untuk terlibat langsung dalam menciptakan perubahan. Tiny Revolutions bertujuan mengembangkan iklim perlawanan kreatif terhadap isu-isu besar dunia—seperti krisis iklim, ketimpangan sosial, kemajuan teknologi, patriarki, dan hak minoritas—dengan menciptakan aksi-aksi kecil berdampak besar di masyarakat.

Pertunjukan ini terinspirasi dari The Millennium Project yang mengidentifikasi 15 tantangan global umat manusia. Melalui interaksi langsung dengan penonton dan seniman lokal, Tiny Revolutions mencoba merespons tantangan tersebut dengan pendekatan seni yang reflektif dan solutif.

Pada pementasan di PSBK yang digelar Rabu, 30 Juli 2025 di Gedung Layang-Layang, diselenggarakan dua sesi: pukul 15.30–17.00 WIB dan 19.30–21.00 WIB. Sesi pertama mengangkat tema kesenjangan sosial, mengajak penonton merumuskan “revolusi kecil” yang diharapkan dapat memicu perubahan nyata.

"Dalam diskusi kecil yang berlangsung selama 60 menit ini, kita menganalisa persoalan yang dikirim ke tim kami, melalui revolusi kecil ini diharapkan bisa memberi perubahan dan mewujudkannya,"jelas Keni.

Melalui Tiny Revolutions, para “revolusioner lokal” di Indonesia diajak untuk mengurai keresahan dan harapan dalam menghadapi problem global—dengan cara yang inklusif, kreatif, dan berakar pada konteks lokal.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X