Tukini, Lengannya Sudah Bisa Digerakkan Ke Atas Setelah Rutin Terapi dengan JKN

Photo Author
- Selasa, 16 September 2025 | 09:35 WIB
Tukini menunjuk kartu JKN-KIS miliknya.  (Atiek Widyastuti))
Tukini menunjuk kartu JKN-KIS miliknya. (Atiek Widyastuti))


Krjogja.com - Usia adalah rahasia Tuhan. Tukini tidak pernah menyangka, saat usianya baru 38 tahun, sandaran hidupnya meninggal dunia karena kecelakaan. Saat itu suaminya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan sedang perjalanan pulang. Naas, mendekati rumah ia mengalami kecelakaan. Padahal Tukini bukan perempuan yang memiliki penghasilan sendiri. Sehari-hari dia di rumah sebagai ibu rumah tangga.

Di saat suaminya meninggal dunia, dia juga sedang berjuang pengobatan anaknya yang terdiagnosa Lupus. Namun, hidup harus terus bergerak. Dia langsung putar otak, bagaimana caranya bisa memiliki penghasilan sendiri. Hingga akhirnya dia mendapat pekerjaan untuk merawat bayi. “Baru berhenti momong sekitar 1,5 tahun ini. Karena majikan saya pindah ke Semarang,” katanya.

Pekerjaan merawat bayi ia lakoni sejak usia 38 tahun hingga 68 tahun. Selama itu pula dia bekerja di dua keluarga. Bahkan keluarga yang pertama, sampai sekarang masih tetap terjalin silaturahmi. Karena memang dia bekerja hampir 20 tahun.

Baca Juga: Ansyari Lubis Kupas Strategi PSS Comeback dari Persiba Balikpapan, Perubahan Cepat di Babak Kedua

Selama pengobatan anaknya tersebut, Tukini mendapatkan fasilitas sebagai pemegang kartu Jaminan Kesehatan Sosial (Jamkesos). Dan sekarang jadi pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Persisnya kapan terdaftar sebagai peserta JKN, Tukini mengaku lupa. Dia hanya ingat kalau dikasih kartu oleh perangkat di tempat tinggalnya.

Kurang lebih selama 12 tahun dia menemani anaknya berobat karena Lupus tersebut. Di tengah perjuangannya tersebut, di tahun 2020 lalu dia jatuh ketika sedang memotong pisang. Jatuhnya dalam posisi duduk bersila.

Karena tidak ada keluhan apa-apa, dia tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Baru 1-2 tahun terakhir ini dia merasa tubuh bagian kiri sulit digerakkan. Dari lutut ke atas. Tangan saya tidak bisa diangkat.
“Saya lalu periksa ke puskesmas, lalu disarankan untuk terapi empat kali. Ini masih kurang satu kali lagi,” katanya.

Baca Juga: PAMERAN KARYA DOSEN UII DI ADEXCO JAKARTA, Kenalkan Simutaga-Barataga untuk Ketangguhan Bencana

Selama proses terapi, bagian tubuhnya yang sakit disinar dan relaksasi. Di rumah dia juga disarankan melakukan relaksasi secara mandiri. “Alhamdulillah sekarang tangannya sudah bisa diangkat. Sudah sembuh,” kata warga Karang Kalasan 07/02 Purwomartani Kalasan Sleman tersebut.

Tukini bersyukur, di usianya yang ke-70 tahun dia masih diberi kesehatan. Tentu saja sehat sesuai usia senjatanya. Bahkan dia mengaku belum pernah sekalipun menjalani rawat inap. Baik di puskesmas maupun rumah sakit.
Selama ini, dia hanya menggunakan kartu JKN untuk berobat jika ada keluhan ringan saja. Seperti badan pegal-pegal, pusing atau ketika flu. Selebihnya tidak pernah. Namun saat ini dia masih dalam proses terapi, sekaligus diperiksa kesehatan sesuai usianya. Oleh dokter dia sudah disarankan minum obat hipertensi secara rutin. Hanya saja dia mengaku tidak patuh.

Baca Juga: Pesona Budaya Nusantara Ajang Pelestarian Budaya

“Saya bilang sama dokter kalau tidak minum. Karena saya merasa kondisi badan saya baik-baik saja. Tensi juga normal. Jadi, sudah sebulan ini saya tidak minum,” katanya yang ketika ditemui sedang antri periksa rutin di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di dekat rumah. Untuk periksa dia diantar oleh anaknya, lalu ditinggal. Jika sudah selesai akan dijemput kembali.

Padahal sebelumnya dia terbiasa kemana-mana naik sepeda. Termasuk saat mau kerja merawat bayi. Namun, dia sekarang sudah tidak berani naik sepeda. Karena dia merasa lututnya sudah tidak sekuat dulu.
“Saya takutnya jatuh di jalan. Jadi sekarang sudah tidak naik sepeda lagi kemana-mana,” katanya.


Untuk menjaga kesehatan, dia secara rutin jalan. Terutama usai salat Subuh. Selebihnya ia memanfaatkan waktu dengan kesibukan ringan. Karena memang sudah tidak bekerja merawat bayi lagi. (Atiek)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X