Tranformasi Digital, Tingkatkan Efisiensi Layanan

Photo Author
- Senin, 3 November 2025 | 16:32 WIB
Fadhil Adita MT dan Dr Agus Mansur (Istimewa )
Fadhil Adita MT dan Dr Agus Mansur (Istimewa )

SLEMAN (KRJogja.com) - Transformasi digital di sektor kesehatan merupakan strategi utama untuk meningkatkan efisiensi layanan. Hal ini khususnya pada manajemen rantai pasok obat yang kompleks dan kritis terhadap ketersediaan obat. Mengingat tantangan seperti keterlambatan distribusi, ketidakakuratan data stok, dan minimnya pemantauan real-time masih sering terjadi di rumah sakit. 

“Yang cukup memrihatinkan, semua ini dapat berdampak pada kualitas pelayanan pasien,” ungkap Alumnus Prodi Teknik Industri Progam Magister FTI UII Fadhil Adita MT, Senin (3/11). Kepada media, Fadhil memaparkan hasil penelitian ‘Penguatan Digitalisasi Manajemen Rantai Pasok Obat di Sektor Kesehatan Melalui Penerapan Business Intelligence’ didampingi Dosen FTI Dr Agus Mansur.

Disebutkan, penelitian bertujuan merancang dan mengimplementasikan sistem informasi terintegrasi berbasis Business Intelligence (BI) untuk memperkuat digitalisasi manajemen rantai pasok obat. Pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) model waterfall digunakan, meliputi analisis kebutuhan, perancangan sistem, integrasi data melalui proses ETL (Extract, Transform, Load), dan visualisasi menggunakan Microsoft Power BI. 

Baca Juga: Kalender Hijriah Bulan November 2025 Lengkap dengan Jadwal Puasa Sunah Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh

Penelitian dilakukan karena menurutnya selama ini beberapa rumahsakit masih mengelola stok obat secara manual. Cara ini disebut Fadhil memakan waktu lama, sering menimbulkan kesalahan data dan dapat menyebabkan keterlambatan pengambilan keputusan terutama dalam situasi darurat. “Data Kemenkes 2021 mengungkap bila data Kesehatan di Indonesia belum standar, belum terintegrasi dan tidak real time. Ini menghambat efisiensi dan layanan,” tambahnya.

 

Fadhil Adita MT dan Dr Agus Mansur (Istimewa )

Untuk itulah menurutnya penelitian dilaksanakan. Penelitian ini disebutnya juga berkontribusi pada penguatan ekosistem digital rumah sakit dan merekomendasikan pengembangan lanjutan berupa integrasi dengan Electronic Medical Records (EMR). Juga pemanfaatan algoritma prediktif berbasis machine learning untuk optimasi perencanaan pengadaan. Data yang diolah dijelas Fadhil mencakup pergerakan stok gudang dan depo farmasi, status kedaluwarsa, serta parameter max–min stok dalam data warehouse berbasis star schema. 

“Implementasi sistem ini menurunkan total cycle time proses dari 4.450 menit menjadi 1.671 menit (−62,75%), mempercepat waktu pencarian data dari ±45 menit menjadi ±4 menit (−91,1%), serta mengurangi proporsi aktivitas Non-Value Added dari 60% menjadi 27% (−55%). Sistem ini terbukti meningkatkan kecepatan pemantauan, meminimalkan potensi kekosongan obat, dan mempercepat pengambilan keputusan berbasis data oleh manajemen farmasi,” jelasnya. (Fsy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X