Krjogja.com - BANTUL - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) produksi film layar lebar “Tikam Samurai” antara PT Semesta Tikam Samurai, yang dipimpin oleh Erik Hidayat, dan rumah produksi Bushi Bros Films. Prosesi yang digelar Sabtu (29/11/2025) di JAFF Market, Jogja Expo Center (JEC).
Menekraf Teuku Riefky Harsya, mengatakan kehadirannya dalam MoU menjadi wujud dukungan pemerintah bagi karya budaya Indonesia di panggung global. Kolaborasi ini menjadi momentum strategis untuk membawa IP Minangkabau berstandar internasional kepada penonton dunia.
Erik Hidayat, Co-Founder PT Semesta Tikam Samurai, menegaskan komitmen besar di balik kolaborasi ini. Penandatanganan MoU menjadi langkah penting dalam mewujudkan perjalanan panjang Tikam Samurai dari halaman novel ke layar lebar.
"Kami percaya sinergi antara kreator, pelaku industri, dan dukungan pemerintah akan menjadi katalis lahirnya Intellectual Property Indonesia berkelas dunia. Ini bukan sekadar produksi film ini adalah ikhtiar budaya. From Minang to the World," ungkapnya pada wartawan.
Sementara, Cornelio Sunny dari Bushi Bros Films menyampaikan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. Tikam Samurai bukan hanya kisah tentang balas dendam, tetapi tentang kehormatan, identitas dan keberanian menjaga martabat.
"Cerita ini sangat kuat secara emosional dan visual, dengan potensi sinematik luar biasa. Kami merasa terhormat mengembangkannya sebagai film berskala global dan memperkenalkan warisan budaya Minang kepada dunia," tandasnya.
Proses kreatif dan produksi akan langsung dimulai Januari 2026 nanti. Diharapkan film layar lebar bisa ditayangkan pada 2027 mendatang dengan kualitas standar internasional.
"Tahun lalu saya bertemu sutradara Avengers dan dia meminta produksi film Indonesia. Saya merasa tertantang, untuk membuat film yang oke secara maksimal. Semoga semua lancar dan kita bisa lihat Tikam Samurai pada 2027 nanti," tandasnya.
Menekraf Teuku Riefky Harsya, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi ini. IP Tikam Samurai ini bukan hanya merepresentasikan kreativitas indonesia tapi juga jembatan karya anak bangsa ke tingkat yang lebih tinggi.
"Bagaimana IP-IP Indonesia bisa semakin mendunia. Semoga Film Nasional semakin jaya. Ini sesuai dengan program pemerintah untuk mendukung industri kreatif Indonesia untuk mendunia," tegasnya.
Kolaborasi antara PT Semesta Tikam Samurai dan Bushi Bros Films ini menjadi awal perjalanan kreatif membawa kisah legendaris Si Bungsu dan Tikam Samurai ke layar lebar dengan standar produksi internasional. Tikam Samurai merupakan novel epik 10 jilid karya Makmur Hendrik, penulis dan jurnalis asal Minangkabau, yang pertama kali terbit sebagai cerita bersambung di Harian Singgalang pada era 1970-an dan kini dianggap sebagai bagian penting dari khazanah literasi Minang.
Kisah ini mengikuti perjalanan seorang pemuda Minang bernama Si Bungsu yang bertekad menuntut keadilan atas kematian ayahnya dengan menggunakan sebilah katana milik pembantai keluarganya, berlatar masa pendudukan Jepang di Sumatera Barat pada tahun 1942–1945. Sejak tahun 2022, PT Semesta Tikam Samurai mengembangkan cerita ini menjadi Intellectual Property (IP) lintas medium, mencakup film, animasi, gim, komik, dan berbagai platform hiburan lainnya, dengan dukungan para tokoh seperti Makmur Hendrik, Erik Hidayat, Josua Simanjuntak, dan Nayaka Untara yang bersama-sama mendorong lahirnya IP Indonesia berkelas dunia. (Fxh)