Krjogja.com - YOGYA - Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) berkomitmen penuh untuk memberikan fasilitasi pengembangan usaha kepada 16 desa penyangga Zona Otorita Borobudur. Fasilitasi ini diwujudkan di antaranya melalui dalam pelatihan dan pendampingan bidang manajemen kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang dilakukan sejak tahun 2021.
Direktur Utama BPOB, Agustis Peranginangin menyatakan bahwa pendampingan ini dilakukan untuk membawa UMKM naik kelas. Dukungan dalam bentuk pendampingan maupun inkubasi dilakukan berfokus untuk meningkatkan kapasitas SDM pariwisata dan ekomomi kreatif agar lebih berdaya saing
"Kami mendukung agar mampu menguatkan manajemen rantai pasok di Zona Otorita Borobudur, serta membantu Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) di KSPN Borobudur," ungkap Agustin, Rabu (3/12/2025).
BOB berkolaborasi dengan beberapa universitas guna melakukan pendampingan manajemen di 4 bidang, yaitu keuangan, operasional, SDM, dan pemasaran. BOB juga melibatkan para UMKM pada event nasional dan internasional supaya merasakan dampak langsung dari transaksi penjualan.
Salah satu desa penyangga tersebut adalah Gerbosari. Desa yang terletak di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta ini memiliki beragam potensi wisata alam, buatan, dan edukasi. Tiga destinasi yang menjadi unggulannya saat ini adalah Puncak Suroloyo, Agrowisata Krisan, dan Rumah Jamu Menoreh.
Puncak Suroloyo disebut sebagai titik tertinggi di perbukitan Menoreh. Dari sini, pengunjung bisa memanjakan mata dengan pemandangan alam 360 derajat tanpa terhalang apapun. Untuk mencapai titik ini, pengunjung harus melewati 300 anak tangga terlebih dahulu.
Gerbosari juga mengembangkan Agrowisata Krisan yang turut menggerakkan ekonomi masyarakat. Memanfaatkan lokasi di ketinggian dan suhu yang sejuk, tanaman krisan tumbuh subur di Gerbosari. Agrowisata ini bahkan mendapat Bantuan Khusus Keuangan dari pemerintah DIY untuk bangkit kembali dari pandemi COVID-19.
Masyarakat desa yang mengelola atraksi-atraksi ini merasakan manfaat dari pendampingan BOB. Dengan mengikuti pelatihan dan BOPB menambah wawasan saya tentang tentang kepariwisataan.
"Ilmu yang kami dapatkan dari pelatihan tersebut untuk memperbaiki manajemen produk pariwisata di Gerbosari. Dengan kemasan yang lebih menarik, semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung," ungkap Isharyanto, Ketua Deswita Gerbosari.
Mulyono, pemilik Rumah Jamu Menoreh, mengungkapkan pendampingan BOB memperluas pengetahuannya tentang berbagai skill yang harus dimiliki untuk mengembangkan wisata. "Saya semakin paham bahwa potensi wisata membutuhkan kemampuan manajemen yang baik. Dengan begitu, wisata bisa berkembang dan memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat," ucap Mulyono.
Mulyono menambahkan bahwa peningkatan kompetensinya dalam mengelola UMKM berdampak pada peningkatan kunjungan ke Rumah Jamu Menoreh. Bahkan, rumah edukasi jamu ini telah melebarkan sayapnya menjadi bagian dari Moekti Diri, yaitu paket wisata kebugaran (wellness) di DeLoano Glamping yang dikelola oleh BOB.
Dengan segala potensi yang dimiliki Gerbosari terus menjadi magnet wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun demikian, masyarakat mengharapkan dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait, khususnya untuk penyediaan akses dan prasaran jalan serta pemasaran melalui media sosial. Masyarakat berharap dengan terpenuhinya kedua aspek tersebut, Desa Wisata Gerbosari akan semakin dikenal oleh wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. (Fxh)