Krjogja.com - YOGYA - Empat beksan dari empat trah Mataram Islam bergiliran dipentaskan di Bangsal Kepatihan saat Catur Sagatra 2025 mencapai puncaknya. Dimulai dengan Beksan Lampah Jantra dari Kasultanan Ngayogyakarta, rangkaian pementasan berlanjut hingga Bedhaya Krama Jiwa dari Puro Mangkunegaran yang menutup malam dengan khidmat.
Pementasan tersebut menjadi bagian dari gelaran tahunan yang digelar Pemerintah Daerah DIY melalui Dinas Kebudayaan untuk merawat kedekatan budaya di antara empat trah Mataram Islam. Tahun ini, Catur Sagatra hadir dengan tema “Wellness: Kalyana, Hamemayu Hayuning Bawana” yang menekankan kesejahteraan sebagai harmoni antara raga, rasa, dan jiwa.
Sekretaris Daerah DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, dalam sambutan Gubernur DIY, menekankan bahwa tema tersebut mengajak masyarakat kembali memahami kesejahteraan sebagai keseimbangan batin dan keselarasan hidup. "Tahun ini, Catur Sagatra mengangkat tema ‘Wellness: Kalyana, Hamemayu Hayuning Bawana’. Tema ini mengingatkan kita bahwa kesejahteraan bukan hanya perkara jasmani, tetapi sebuah keseimbangan ‘lintang gumantung’ atau harmoni antara raga, rasa, dan jiwa," ungkap Made dikutip Kamis (11/12/2025).
Baca Juga: Eko Suwanto Ajak Warga & Wisatawan Menikmati Wayang Kulit Lakon Kangsa Adu Jago, Apa Maknanya?
Made menambahkan wellness bukan sekadar tren yang datang dan pergi, melainkan laku pangrakiting manah untuk mengasah kejernihan batin. Gelaran Catur Sagatra 2025 ini selayaknya maharsi budaya yang memantulkan cahaya persaudaraan empat trah Mataram Islam.
"Seperti empat mata air yang mengalir ke sungai yang sama, kekerabatan ini hadir untuk menjaga kejernihan peradaban, yang telah diwariskan turun-temurun," sambungnya.
Rangkaian acara Catur Sagatra tahun ini mencakup seminar, lokakarya seni tradisi, dan pergelaran kolaboratif lintas keraton yang menjadi ruang pembelajaran nilai budaya Mataram. Made menyebut seni dalam tradisi Mataram bukan hanya tontonan, tetapi “tuntunan” yang menuntun keselarasan diri.
Baca Juga: Hakordia 2025, Menag Tegaskan Integritas jadi Identitas ASN
"Seni dalam konteks ini bukan hanya tontonan, tetapi tuntunan, seperti tarian klasik yang memadukan langkah, napas, dan rasa. Semoga Catur Sagatra 2025 menjadi titik embun yang menyegarkan, memperkuat persaudaraan, dan memuliakan kebudayaan Mataram Islam," tandasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menegaskan nilai kesejahteraan dalam budaya Mataram berakar pada keselarasan manusia dengan alam dan kehadiran Ilahi. Kesejahteraan dalam pandangan budaya Mataram Islam adalah keselarasan raga, rasa dan ruh, serta harmoni antara manusia, alam, dan kehadiran Ilahi.
"Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Catur Sagatra. Pertunjukan tari menampilkan empat pertunjukan utama dari empat istana Mataram Islam," tandasnya.
Baca Juga: Hakordia 2025, Menag Tegaskan Integritas jadi Identitas ASN
Dian juga menyampaikan apresiasi kepada empat trah Mataram Islam yang terlibat penuh dalam proses penyelenggaraan. Komitmen, perhatian, dan kerja bersama ini adalah wujud nyata pelestarian warisan adiluhung yang membanggakan.