Krjogja.com - YOGYA - Sebagaimana tugas pokoknya, kader posyandu memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan gizi untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu.
Rilis dari Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Senin (19/06/2023) warga Gunungkidul merupakan salah satu yang berhasil mendapatkan layanan kader posyandu yang optimal. Selain kader Posyandu yang rutin mendapat pembekalan, partisipasi masyarakat untuk datang ke Posyandu juga tinggi.
Kepala Seksi Pengendalian Pencegahan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Yogyakarta, Iva Kusdyanrini mengatakan pelatihan ini dilaksanakan di beberapa Puskesmas sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
"Pelatihan kader sudah dilatih secara komprehensif dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai klaster siklus hidup yakni hamil, nifas, balita, anak sekolah dan lain sebagainya. Sehingga mampu mendeteksi dini adanya stunting di masyarakat," ujar Iva.
Selain itu pemerintah Yogyakarta memiliki satu program bertajuk keluarga sadar gizi, dimana kesadaran akan gizi yang baik diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari keluarga. Melalui pendekatan ini, masyarakat Yogya diharapkan dapat memperbaiki pola makan dan kualitas gizi mereka, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
Sri (37) warga Gunungkidul mengaku setiap bulan rutin mendapat edukasi kesehatan keluarga, salah satunya yaitu terkait asupan gizi. "Setiap mau ada posyandu buat nimbang anak, ibu-ibu kader selalu keliling dulu buat ngasih tau ke lingkungannya seputar giat Posyandu. Saya juga tau bahwa kental manis jangan dikasih ke anak juga dari Posyandu,” ujar Sri.
Sri dan beberapa ibu lainnya yang ditemui saat kunjungan kader Kesehatan PP Aisyiyah dan YAICI saat melakukan survei asupan gizi anak pada awal Juni ini tampak cukup teredukasi. Hal ini terlihat dari pengetahuannya tentang apa yang seharusnya diberikan kepada anak dan apa yang tidak baik untuk anak.
Salah satunya adalah pengetahuan mereka tentang kental manis yang tidak diperuntukkan sebagai minuman susu anak. Ironisnya, Gunungkidul merupakan kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di DIY yaitu mencapai 20,6 (SSGI 2021).
Persoalan gizi di daerah ini sebagian besar disebabkan oleh kemiskinan dan ketidakmampuan masyarakat mengakses makanan bergizi untuk anak. Sebagaimana diketahui Gunungkidul termasuk kabupaten dengan penduduk miskin terbesar di DIY yang mencaapi 17,69%0berdasar data BPS 2022. (*)