Krjogja.com - YOGYA - Hidup di dunia global dengan keterbukaan yang semakin luas membuat nilai-nilai luar dengan mudah masuk ke budaya Indonesia. Di sinilah peran dan fungsi mahasiswa dalam menjaga nilai-nilai baik di kalangan masyarakat.
Mahasiswa harus mampu mencerminkan nilai karakter terbaik sesuai dengan tingkatan intelektualnya. Demikian disampaikan Anggota MPR RI M. Afnan Hadikusumo di sela-sela acara Sosialisasi Empat Pilar Bernegara yang diselenggarakan MPR Bersama Pusat Studi Muhammadiyah (18/4/2023) di Aula kantor perwakilan DPD RI DI Yogyakarta.
Mahasiswa menurut Afnan adalah kaum intelektual yang tinggal bersama berbagai lapisan masyarakat yang sangat heterogen. Mereka sering melakukan interaksi dengan masyarakat, sehingga para mahasiswa juga lebih memahami permasalahan yang sedang terjadi.
[crosslink_1]
"Dalam hal ini, mahasiswa berperan menganalisis masalah-masalah tersebut, kemudian menyampaikan realita serta solusinya kepada pemerintah.
Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa tentunya tidak boleh acuh terhadap perkembangan dinamika kepemerintahan yang sedang berjalan," ungkap Afnan.
Beberapa hari terakhir, ramai diberitakan video kritik viral mahasiswa asal Lampung di Australia tentang daerah asalnya yang tak maju. Alhasil, meski sempat dilaporkan ke polisi, namun gerakan itu meluas dan akhirnya pemerintah daerah setempat cepat-cepat melakukan perbaikan infrastruktur yang jadi sorotan.
"Kesalahan-kesalahan atas kebijakan yang dilakukan penguasa harus dikritisi secara membangun. Mahasiswa harus menjadi generasi yang peka terhadap kondisi masyarakat sekitarnya dengan cara memperjuangkan aspirasi masyarakat. Tentunya kita harus belajar banyak dari reformasi yang diteriakan oleh mahasiswa di tahun 1998 ketika orde baru tumbang. Salah satu aksi demo terbesar di Indonesia itu dimotori oleh mahasiswa," sambung Afnan.
Sementara, Afgan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengatakan, Sosialisasi Empat Pilar Bernegara yang diselenggarakan dengan Kerjasama antara BEM UNY dengan MPR RI ini dislenggarakan dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045, di mana peran nasionalisme sangat penting untuk dikembangkan. Nasionalisme tidak hanya sebagai rasa cinta terhadap tanah air, tetapi juga sebagai sikap positif untuk membangun bangsa dan negara dengan memahami dan mengamalkan Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
"Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan modernisasi, kita sebagai generasi muda harus dapat memperkuat nasionalisme dan memahami Empat Pilar MPR RI. Kita harus berani dan tangguh dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa, serta mampu memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara," ungkapnya.
Prof. DR. Sunarso, M.Si, Kepala Departemen Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukun FISHIPOL UNY dalam paparannya mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang besar terdiri dari lebih 17.000 pulau, 34 propinsi, 500 lebih kabupaten dan kota, 7000 lebih kecamatan, serta 70.000 lebih desa dan kelurahan. Berpenduduk lebih dari 270 juta jiwa. Negara ini juga memiliki sekurang-kurangnya 6 agama besar.
Dari setiap suku, dalam batas-batas tertentu juga setiap agama, masing-masing memiliki varian sendiri-sendiri. Serta penghayat kepercayaam yang jumlahnya sangat banyak.
Keanekaragaman tersebut berpotensi untuk menciptakan kekuatan, namun sekaligus bisa menimbulkan kelemahan.
"Agar keanekaragaman ini menjadi sebuah kekuatan maka para pendiri negara ini membuat konsensus berupa Pancasila dan UUD 45. Saat inilah para generasi penerus menjaganya dengan sikap toleransi, menegakkan keadilan, menjaga nilai-nilai kejujuran, dan berpikiran maju," pungkasnya. (Fxh)