yogyakarta

Mudik Lebaran Kerek Ekonomi, Tetap Butuh Kontrol dan Distribusi Harga

Senin, 17 April 2023 | 10:21 WIB
ilustrasi dok

Krjogja.com - YOGYA - Tradisi mudik lebaran tahun 2023 / 1444 H saat ini sudah semakin terasa. Apalagi pemerintah telah merilis bahwa tahun ini lebih lama masa libur lebaran yaitu mulai 19 sampai 25 April 2023. Tidak mengherankan jika banyak institusi dan kelembagaan baik pemerintah maupun swasta mengadakan mudik bareng di berbagai daerah tujuan.


Momentum mudik yang sejak adanya covid-19 dilarang, untuk tahun ini benar-benar menjadi pelampiasan kerinduan akan kampung halaman. Pelonggaran kebijakan mudik menunjukkan pemerintah memahami keinginan masyarakat untuk saling bersilaturahim.


[crosslink_1]


 


"Adanya‎ hiruk pikuk dan aktifitas lebaran dapat memberikan dampak positif pada sektor ekonomi. Hal itu seiring tingginya konsumsi masyarakat setelah sebagai besar masyarakat memperoleh pencairan THR maupun pencairan dana sosial (PKH, dan lainnya) dari pemerintah,"kata pengamat ekonomi sekaligus dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Widarta MM di Yogyakarta, Minggu (16/4).


Widarta mengatakan,‎semua sektor ekonomi seperti jasa, tranportasi, pariwisata, kerajinan tangan, industri makanan, pakaian , sembako, perhotelan dan banyak lagi akan banyak mendapat manfaat dari tradisi mudik. Tingginya daya beli masyarakat memang potensial akan mendorong terjadinya inflasi atau kenaikan harga-harga, sebagai akibat dari hukum pasar disaat permintaan meningkat. Tapi sebagaimana tahun-tahun lalu kenaikan harga ini tidak akan menimbulkan gejolak pasar. Karena harga barang menjadi naik karena permintaan menjelang lebaran, setelah momentum ini harga akan kembali normal. "Saya kira menyikapi kondisi sekarang pemerintah perlu untuk mengontrol stabilitas harga yang 'wajar' serta distribusi yang merata,"ujarnya.

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB