yogyakarta

Sepertiga Makanan Rumah Tangga Terbuang, DIY Sepakat Kurangi Sampah Makanan

Selasa, 4 April 2023 | 19:37 WIB
Para nara sumber Consumindful usai launching event di Hotel Phoenix Yogyakarta (foto: harminanto)

Krjogja.com - YOGYA - Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bersama WRAP dan Kedutaan Besar Denmark melakukan inisiatif meluncurkan Consumindful: Eat Wiser No Leftover Makan Lebih Bijak, Tidak Ada Sisa di DIY, Selasa (4/4/2023). Kesepakatan bersama untuk mengurangi makanan sisa di seluruh sangat penting disuarakan karena jumlah yang dihasilkan sudah sangat banyak terutama dari skala rumah tangga.


Indah Budiani, Executive Director IBCSD mengatakan inisiatif tersebut merupakan upaya menangani food waste di dunia dan khususnya di Indonesia. Saat ini isu sampah makanan sudah menjadi perhatian seluruh dunia di mana 1/3 makanan terbuang percuma dengan nilai yang sangat fantastis yakni 1,3 miliar ton.


[crosslink_1]


"Kalau dinilai secara ekonomi mencapai 1 Trilyun USD yang terbuang percuma. Inilah yang ingin kita coba urai bersama-sama. Apalagi kini berbagai pihak mau bergerak bersama," ungkapnya di sela acara.


Di Indonesia 115-184 kg makanan terbuang per warga per tahun berdasar data Bappenas tahun 2021. Kehilangan dan pemborosan pangan (food loss and waste/FLW) menjadi masalah karena membawa dampak negatif bagi lingkungan, ekonomi dan masyarakat.


"Menurut kajian Bappenas (2021) kerugian ekonomi akibat FLW di Indonesia antara tahun 2000 – 2019 mencapai Rp 213-551 triliun/ tahun atau setara dengan 4-5 persen dari PDB Indonesia. Emisi terkait FLW menyumbang rata-rata 7,29 persen emisi GRK di Indonesia per tahun dalam dekade terakhir. Hilangnya gizi (energi) dari FLW antara tahun 2000-2019, masih menurut penelitian Bappenas, dapat memberi makan 61-125 juta orang, atau 29-47 persen dari populasi Indonesia," sambungnya.


Di sisi lain menurut World Food Programme (WFP), 22,9 juta orang di Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi dan menurut Survey Status Gizi Indonesia Kementerian Kesehatan masih ada 21,6 persen anak di bawah lima tahun yang mengalami stunting.


Sebagian besar sampah makanan di Indonesia atau sekitar 40,79 persen, menurut Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (2021), dihasilkan dari rumah tangga.


Sementara, Singgih Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata DIY, mengatakan pihaknya sepakat untuk mengurangi sampah makanan dengan berbagai pendekatan. Ia menyebut upaya mengurangi sampah makanan dilakukan mulai manajemen pengelolaan serta perencanaan makanan.


"Seberapa yang diperlukan, berapa yang disediakan harus seimbang. Ini bisa mengurangi sampah makanan. Budaya kita juga mungkin harus mulai dipertimbangkan, kalau kurang malu nek kurang isin, sehingga menyediakan berlebih. Ini yang kita harus pahamkan bahwa budaya itu boleh dilestarikan namun mempertimbangkan keperluan," ungkapnya.


Di sektor pariwisata, pengelolaan sampah makanan juga menjadi perhatian termasuk di desa wisata. Pihaknya memiliki plan tahun 2025 desa wisata mandiri mengelola sampah.


"2022 kami kerjasama dengan lembaga untuk meminimalisir sampah. Di hotel dan resto misalnya malam masih ada sisa makanan akan dilelang 50 persen harga untuk menekan sampah. Ini sangat efektif karena ternyata ditunggu masyarakat," lanjutnya.


Sugeng Purwanto, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, mengungkap kampanye makan bijaksana dan seperlunya juga sudah dilaksanakan. Apalagi, fakta membuktikan di DIY sampah makanan mendominasi sampai di atas 40 persen bahkan bisa lebih sampai 54 persen saat momen tertentu.


"Di Jawa ada budaya standing party, kita makan semua menu diambil untuk dimakan. Ada budaya yang harus kita ubah. Kami sudah menginisiasi kampanye hemat makan mulai dari piring kita yang disuarakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X beberapa waktu lalu. Harapannya ini menjadi gerakan besar di masyarakat," pungkas dia. (Fxh)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB