yogyakarta

300 Calon Guru juga Berkesenian

Minggu, 23 Juli 2023 | 14:10 WIB
Pentas Seni Mahasiswa PGSD-UAD di kampus 5 (Foto - Jayadi Kastari)

Krjogja.com - YOGYA - Menyiapkan calon guru yang kreatif dan inovatif bukanlah perkara mudah, sebagaimana membalik telapak tangan.


"Membutuhkan cara dan metode agar mahasiswa menerima teori sekaligus mampu mempraktikkannya. Pameran dan pertunjukan seni ini, salah satu cara, metode calon guru yang kreatif dan inovatif," kata Hanum Hanifa Sukma MPd, Sekretaris Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).


Hanum Hanifa menyampaikan hal tersebut saat membuka Pameran dan Pertunjukan Seni di kampus 5 UAD, Jalan Ki Ageng Pemanahan Surosutan, Yogyakarta. Kegiatan berlangsung dua hari, Jumat - Sabtu (21-22/07/2023) tersebut bertajuk 'Ekspresi Diri Mengubah Perspektif Estetis'.


Menurut Hanum Hanifa, menjadikan guru kreatif dan inovatif melalui acara tahunan ini dipersiapkan. Sejak awal mahasiswa mengambil mata kuliah Drama - Tari, Musik dan Seni Rupa pada akhir kuliah mempratikkan teori yang telah didapat. "Saat praktik inilah, kreativitas dan inovasi dibutuhkan. Krativitas dan inovasi yang ditonjolkan dan diunggulkan," ucapnya.


Hanum Hanifa memberi contoh, cerita lama yang diangkat kembali dengan nilai kebaruan dengan kreativitas dan inovasinya. Pentas sebagai tontonan, tuntunan dan tatanan nilai. Naskah drama atau teater yang baru kontekstual dengan persoalan bangsanya.


Sedangkan Fery Setyaaningrum MPd, dosen pengampu membenarkan, materi Pameran dan Pertunjukan Seni ditekankan harus ada nilai kreativitas dan inovasinya. Untuk merealisasikan sejumlah dosen pengampu melakukan kolaborasi antardosen PGSD UAD yakni dirinya sendiri Fery Setyaningrum MPd, Raden Wisnu Wijaya Dewojati MPd, Heni Siswantari MPd, Probosiwi MPd san Sularsno MSn mengemas Pameran dan Pertujukan Seni yang kreatif dan inovatif. "Ada 300-an mahasiswa yang terlibat dalam Pameran dan Pertunjukan Seni," ucapnya.


Dijelaskan Fery Setyaningrum, mahasiswa dibuat kelompok dengan mementaskan drama berdurasi 20 menit, ada pula yang pameran secara kelompok dan individu berupa kriya kayu bernotif batik. "Prosesnya berkarya di kampus serta selama 2 hari membuat karya di Desa Krebet Bantul," ucapnya. Saat mahasiswa di Krebet membuat kriya, seperti piring, lapak untuk Alquran, tatakan gelas, gantungan kunci. "Kriya kayu tersebut dibatik dengan motif bernilai edukatif," katanya. Pameran ada yang membuat karya payung yang dimural.(Jay)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB