yogyakarta

Sultan Siapkan 2 Hektar Lahan SG di Cangkringan Gantikan Sementara TPST Piyungan

Senin, 24 Juli 2023 | 13:15 WIB
Lokasi TPST Piyungan (Dokumen)

Krjogja.com - YOGYA - Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan ditutup sejak 23 Juli kemarin hingga 5 September. Praktis persoalan sampah menjadi begitu kritis bagi wilayah Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul yang selama ini mengandalkan Piyungan untuk pembuangan sampah.


Mengurai persoalan mendesak tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan telah mempersiapkan lahan seluas 2 hektar di Kapanewon Cangkringan Sleman sebagai tampungan sementara sampah lantaran Piyungan tutup. Menurut Sultan, lahan tersebut akan siap sekitar Kamis-Jumat minggu ini sehingga bisa segera digunakan.


"Mungkin Kamis-Jumat baru bisa masuk. Tanah desa Sultan Ground tapi sudah disepakati. Administrasi belakang pokoknya bisa masuk jangan numpuk. Dari Piyungan pindah ke sana, karena wilayahnya jauh dari pemukiman. Itu luasnya 2 hektar (mungkin)," ungkap Sultan, Senin (24/07/2023).


[crosslink_1]


Saat ini menurut Sultan, Pemda DIY sedang mempersiapkan geo membran di lokasi penampungan sementara. Hal tersebut dilakukan agar air pada sampah tidak masuk ke kolam-kolam penduduk.


"Kita melalui Dinas PU sedang menyelesaikan untuk geo membran, jadi kalau sampah ada air tidak masuk ke kolam-kolam penduduk," sambungnya.


 





Sultan Siapkan 2 Hektare Lahan SG di Cangkringan Gantikan Sementara Piyungan


Kondisi Piyungan menurut Sultan sudah overload dan tak lagi bisa digunakan. Pemda DIY sedang menyiapkan proses pengeringan sembari menyiapkan zona transisi 2 hingga nantinya pengolahan bisa dilakukan.


"(Piyungan) harusnya hanya 14 tapi sudah 16 atau 26 meter tingginya. Sudah overload karena di situ kita siapkan untuk proses pengeringannya. Kita investasinya hanya sampai pengeringan saja. Nanti programnya pemilihan dilakukan di kabupaten sebelum berangkat ke Piyungan. Seperti plastik, karton dan sabagainya," tandas Sultan.


Teknologi pengeringan dan pengepresan sampah nantinya menurut Sultan bisa dimulai 2024 atau 2025 mendatang. Alat pres tak perlu didatangkan dari luar negeri sehingga bisa lebih cepat direalisasikan.


"Kita hanya ngepres saja dari sampah yang ada dipres agar keluar airnya bisa kering. Bisa dipotong-potong kota bicara bio massa begitu. Itu ada yang dimulai awal 2024 ada yang 2025. Sehingga tidak akan terjadi lagi numpuk. Kalau dipres kan lebih simple, karena kering. Kan pres itu cukup beli dari sini, dari Surabaya saja," pungkasnya. (*)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB