YOGYA - Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, yang juga Ketua Harian Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) 2022 angkat bicara terkait adanya somasi Event Organiser (EO) untuk ikut bertanggungjawab atas tunggakan lebih dari Rp 11 miliar usai acara pada Juni silam. Pemda DIY menyatakan tak akan ikut bertanggungjawab dan menyerahkan sepenuhnya penuntasan persoalan tunggakan belasan miliar pada pihak EO.
Menurut Aji, terkait somasi yang dilayangkan disebabkan kebingungan EO mengatasi tunggakan pembayaran pada hotel dan vendor lainnya. Aji menilai, situasi ini menjadi pengalaman bersama untuk seluruh pihak agar tak terjadi lagi di kemudian hari.
“EO mungkin bingung karena belum bisa memenuhi kewajibannya. Sponsor kalau sudah sulit lah kalau event sudah berlangsung. Saya kira jadi pengalaman kita bersama ya EO-nya ya semua ya Pemda, LPPD, LPPM dan Kemenag. Kita tidak mudah untuk memutuskan seperti itu walaupun di dalam presentasi EO sangat meyakinkan,” ungkap Aji, Jumat (30/12/2022).
Terkait pertanggungjawaban, Pemda DIY menurut Aji tetap menyerahkan seluruhnya pada pihak EO yakni PT Digsi. Pasalnya, seluruh transaksi dilakukan PT Digsi meski diakui dia pernah memberikan surat pada EO tersebut untuk segera melakukan transaksi hotel.
“Jelaslah (tanggung jawab EO) karena yang melakukan transaksi pihak EO. Kalau ada surat saya selaku Sekda dan ketua harian pada PT Digsi untuk segera nelakukan transasksi itu agar ada kepastian agar nanti ketika peserta datang sudah ada tempat, surat itu ditujukannya kepada PT Digsi. Tapi kalau transaksi dengan hotel, kontrak itu dari PT Digsi,” sambungnya.
Ketika disinggung mengenai Royal dinner untuk penggalangan dana yang tak jadi terlaksana sebelum acara, Aji mengaku tak lagi ingat secara detail. Namun ia mengatakan seluruh rencana menggaet sponsor untuk mencukupi kebutuhan dana datang dari EO.
“Itu salah satu yang direncakan PT Digsi tapi saya sudah lupa yang mana kelakon dan tidak yang mana. Yang saya ingat itu saya mengingatkan PT Digsi hal yang tidak pokok jangan dilaksanakan kalau sampai waktunya tidak ada sponsor. Misalnya pawai andong nilainya cukup banyak yasudah dibatasi saja dan dilakukan oleh PT Digsi yang semula sekian hanya ada 2-3 begitu kan. Kalau penggalangan dana seperti apa saya sudah lupa apa yang dulu dilakukan,” pungkas Aji. (Fxh)