Krjogja.com - YOGYA - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DIY bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sepakat menjalin kerjasama riset dan inovasi terkait lingkungan hidup. Kerjasama dunia usaha dan industri dengan para peneliti tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman alias Memorandum of Understanding (MoU) antara KADIN DIY bersama.BRIN.
Penandatangan MoU diteken langsung oleh Ketua Umum KADIN DIY GKR Mangkubumi dengan Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) Dr. Ing. Haznan Abimanyu di Poenakawan Cafe and Gallery Yogyakarta, Kamis (15/12).
Turut hadir dan menyaksikan antara lain beberapa Wakil Ketua Umum (WKU) KADIN DIY yaitu Robby Kusumaharta, Rahadi Saptata Abra, Wawan Harmawan dan sebagainya. Sedangkan perwakilan BRIN yang turut hadir menyaksikan langsung adalah Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN Nugroho Adi Sasongko dan lain-lain
Ketua Umum KADIN DIY GKR Mangkubumi menyambut baik kerjasama dengan BRIN tersebut, tidak hanya edukasi UMKM semata namun dunia usaha dan industri secara keseluruhan nantinya khususnya permasalahan lingkungan. BRIN sendiri merupakan badan riset dan inovasi yang bisa memberikan edukasi penanganan masalah lingkungan di dunia usaha dan industri di DIY.
" Perlu diketahui banyak sekali permasalahan lingkungan di DIY dari pola hidup kita sehari-hari sampai di wilayah DIY secara keseluruhan. Kita butuh masukan dari BRIN sekaligus bisa menjadi fondasi dan bagian penting bagi kebijakan yang dikeluarkan. Jadi setiap kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan hasil riset dari BRIN dalam penanganan permasalahan lingkungan," ujarnya usai penandatangan MoU KADIN DIY dengan BRIN.
Gusti Mangkubumi menyatakan tidak sekedar riset, BRIN bisa membantu para pelaku usaha dan industri untuk berinovasi. Semisal pelaku usaha batik yang usahanya terhenti selama pandemi Covid-19 ditambah permasalahan ekonomi lainnya maka perlu masukan inovasi dari BRIN. Hal ini menjadi permasalahan yang tidak nampak namun harus diuraikan sehingga diperlukan adanya riset dan inovasi dari BRIN.
"Dengan demikian penelitiannya akan lebih dalam dan terukur. Kita ini akan dikasih tahu harus berinovasi. Melalui kolaborasi BRIN dengan KADIN DIY inilah salah satu upaya yang harus dilakukan karena sama-sama membutuhkan. Termasuk masyarakatnya sendiri pun harus dipersiapkan, terlebih jika Yogyakarta ingin membranding pariwisata sebagai kota budaya. Semuanya harus dipikirkan demi mewujudkan pariwisata budaya yang berkualitas," ungkapnya.
WKU Bidang Organisasi dan Keanggotaan KADIN DIY Robby Kusumaharta menambahkan kerjasama yang dijalin dengan BRIN ini menjadi suatu jawaban bagi dunia usaha dan industri dalam mewujudkan ekosistem triple helix bersama dunia pendidikan. Dengan demikian MoU ini menjadi dasar dalam memperkuat kerjasama triple helix.
Kepala OREM BRIN Haznan Abimanyu mengatakan pihaknya mengharapkan adanya MoU BRIN dengan KADIN DIY ini akan dilanjutkan dengan Perjanjian Kerjasama (PKS) lainnya sesuai dengan kepentingan atau program KADIN DIY lainnya. Semisal untuk lingkungan, UMKM, social engineering atau edukasi masyarakat agar menggunakan barang-barang ramah lingkungan dan sebagainya. Pihaknya akan godog lagi kerjasama yang diinginkan antara BRIN dengan KADIN DIY.
"Terkait lingkungan, BRIN memiliki teknologi ozon untuk menjernihkan air sungai yang kotor. Lalu teknologi mengolah plastik menjadi minyak yang biasa digunakan sebagai bahan bakar dan lainnya. Kita akan lihat kapasitas limbah yang ada kemudian hitung kebutuhan mesin guna mengolah limbah tersebut atau teknologi lainnya yang bisa diterapkan di pelaku usaha dan industri di DIY," tuturnya.
Haznan menyebut BRIN juga memiliki Program Kolaborasi Riset (PKR) seperti pendanaan riset dan inovasi yang telah dimanfaatkan di beberapa wilayah. PKR ini adalah wujud kerjasama triple helix antara BRIN, Perguruan Tinggi dengan Industri berbasis teknologi. Kerjasama triple helix inilah yang terus diperkuat agar mampu memberikan manfaat bagi semua pihak kedepannya. (Ira)