yogyakarta

Tergolong Sangat Tinggi, IPM DIY 2022 Capai 80,64 Persen 

Rabu, 7 Desember 2022 | 13:17 WIB
Ilustrasi

YOGYA - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY tahun 2022 sebesar 80,64 atau kategori sangat tinggi, tumbuh lebih cepat  0,52 persen (bertambah 0,42 poin) dibandingkan pertumbuhan 2021 sebesar 0,31 persen (bertambah 0,25 poin). Peningkatan terjadi pada semua komponen termasuk komponen  pengeluaran per kapita yang disesuaikan dimana pada 2022 tumbuh 



sebesar 2,63 persen.

 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Sugeng Arianto mengatakan paska pandemi Covid-19, IPM DIY terus mengalami kenaikan. Bahkan selama 2  tahun terakhir, yakni 2021 sebesar 80,22 dan 2022 sebesar 80,64, IPM DIY tercatat lebih dari 80 poin. Hal ini menjadikan DIY sebagai salah satu propinsi dengan nilai IPM berstatus sangat tinggi di Indonesia bersama DKI Jakarta. 


 

" Capaian IPM yang meningkat pada 2022 ini didukung peningkatan semua komponen penyusunnya terutama pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Hal ini menjadi indikator positif mengingat pada 2020 terjadi penurunan pada komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan sebagai dampak adanya pandemi yang menyebabkan penurunan tingkat ekonomi masyarakat," tuturnya di Yogyakarta, Rabu (7/12).

 

Sugeng menyampaikan pencapaian pembangunan manusia pada tingkat kabupaten/kota di DIY selama 2022 mengindikasikan perkembangan pembangunan manusia yang sangat baik karena sudah berstatus sangat tinggi dan tinggi. Capaian IPM Kota Yogyakarta 87,69 dan tercatat paling tinggi di antara kabupaten/kota di DIY bahkan di Indonesia.Capaian IPM tertinggi berikutnya,  Kab. Sleman dan Bantul masing-masing 84,31 dan 80,69. Capaian IPM Kulonprogo dan Gunung Kidul masing-masing 75,46 dan 70,96. 




 

"Masih ada perbedaan nilai (gap) antara IPM Kota Yogyakarta dan Gunungkidul yang cukup besar, yakni 16,73 poin, menunjukkan masih terjadi ketimpangan yang cukup besar pada pembangunan manusia di DIY.  Sedangkan kenaikan IPM tertinggi dicapai Gunungkidul 1,14 persen dan terendah di Sleman 0,36 persen," jelas Sugeng.


 

Dari sisi pendidikan, Sugeng menyebut anak-anak berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 15,65 tahun atau setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat Diploma III. Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat menjadi 9,75 tahun pada 2022.

 

"Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada 2022 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 75,08 tahun, sekaligus masih menduduki sebagai usia harapan hidup tertinggi se- Indonesia. Sementara dari sisi standar hidup layak, pengeluaran per kapita yang disesuaikan kembali naik 2,63 persen menjadi Rp.14,48 juta per tahun pada 2022 dibanding 2021," terangnya. (Ira)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB