yogyakarta

Ditemani Sultan, Presiden Jerman Saksikan Tarian Karya HB I di Kraton Yogyakarta

Jumat, 17 Juni 2022 | 18:41 WIB
Steinmeier menyaksikan Beksan Lawung Ageng di Kraton Yogyakarta (ist)

YOGYA, KRJOGJA.com - Presiden Jerman, Frank-Walker Steinmeier mengunjungi Kraton Yogyakarta, Jumat (17/6/2022) sore. Bersama Raja Kraton Yogyakarta yang juga Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, Steinmeier menikmati teh sembari menyaksikan tarian Beksan Lawung Ageng di Bangsal Kencana.

Presiden Jerman disambut putri-putri dalem, GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, KPH Notonegoro dan KPH Purbodiningrat di Regol Keben. Sebelumnya, tiga bregada yakni Wirobrojo, Ketanggung dan Mantrijero turut menyambut kedatangan rombongan Presiden Jerman tersebut di Kraton.

Ditemani para putri dan mantu dalem, rombongan lantas berjalan ke dalam Kraton dan disambut Sri Sultan HB X serta GKR Hemas di Regol Dana Pratapa untuk kemudian menuju Bangsal Kencana. Di lokasi itu, sekitar setengah jam, Steinmeier disuguhi pertunjukkan tarian Beksan Lawung Ageng dan menyaksikannya ditemani Sri Sultan HB X.

Beksan Lawung Ageng sendiri biasanya digelar saat upacara-upacara pernikahan. Tarian ini menggambarkan adu ketangkasan prajurit bertombak yang intenspirasi dari perlombaan watangan, sebuah latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak yang biasa dilakukan oleh abdi dalem prajurit pada masa lalu.

Gerakan-gerakannya mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin. Dialog yang digunakan dalam tarian merupakan campuran dari bahasa Madura, Melayu dan Jawa, yang umumnya adalah perintah-perintah dalam ( satuan keprajuritan).

Usai menyaksikan tarian Beksan Lawung Ageng bagian Jajar yang merupakan karya Sri Sultan HB I (1755-1792), Steinmeier lantas diajak untuk menuju Bangsal Manis dan menyantap hidangan kopi dan teh ala Kraton Yogyakarta. Santap makan berlangsung selama  lebih kurang satu jam hingga akhirnya Presiden Jerman melanjutkan perjalanan ke Jogja National Museum (JNM).

GKR Mangkubumi usai kunjungan mengatakan Presiden Jerman banyak membahas terkait keistimewaan Jogja dan tentang keberlanjutan lingkungan. Jerman menurut Mangkubumi memiliki teknologi untuk menangani permasalahan lingkungan yang lantas hendak ditindaklanjuti dalam bentuk kerjasama.

“Tadi beliau (Presiden Jerman) mengapresiasi Beksan Lawung Ageng, karena kan musiknya semarak ya, ada terompetnya juga. Beliau bertanya mengapa kok perang juga, nah kami jelaskan itu juga. Kalau tentang keistimewaan Jogja, kami ingin terus melestarikan warisan budaya di sini, karena di Jerman juga seperti itu, karena mereka konsern pada lingkungan, mungkin itu tadi yang dibahas,” ungkap Mangkubumi pada wartawan. (Fxh)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB