YOGYA, KRJOGJA.com - Antrean panjang mengular menuju kawasan Malioboro sejak, Selasa (3/5/2022) sore kemarin dan masih terjadi hingga Rabu (4/5/2022). Wisatawan pun harus berjuang bisa mencapai Malioboro, kemudian juga masih harus membayar parkir sangat mahal hingga Rp 20-40 ribu untuk mobil.
Berbagai pihak tak henti sebenarnya mengeluarkan himbauan bahkan ancaman bagi juru parkir yang menarik tarif jauh di atas batas wajar Perda Kota Yogyakarta. Tapi tampaknya memang hal itu sulit twrwujud, karena kenyataan di lapangan, supply and demand tidak seimbang, permintaan jauh di atas ketersediaan lahan parkir di sekitar Malioboro yang membuat wisatawan ‘rela’ membayar mahal untuk bisa parkir dan jalan-jalan ke kawasan ikonik Yogyakarta itu.
Anggota Forpi Kota Yogyakarta, Baharuddin Kamba mengatakan pihaknya sudah mewanti-wanti sejak lama terkait tarif parkir di masa libur Lebaran. Seharusnya instansi terkait tegas menerapkan aturan sehingga tarif mahal tidak terjadi dan menjadi cerita buruk tentang Yogyakarta.
“Jika memang ditemukan oknum jukir yang terbukti melakukan aksi nuthuk, maka sanksi tegas seharusnya diterapkan. Seperti ancaman untuk tidak diperbolehkan beraktivitas di Malioboro, selain sanksi pidana ringan,†ungkapnya, Rabu (4/5/2022).
Persoalan yang dari dulu ada dan belum ada solusinya adalah minimnya kantong-kantong parkir sehingga masyakarat sekitar kawasan wisata berinisiatif membuka parkir dengan harga di luar ketentuan Perda yang ada. Akhirnya inilah yang membuat wisatawan tidak punya pilihan untuk membayar mahal dan di sisi lain, instansi terkait sulit menindak.
“Namun kami tetap berpandangan, jangan sampai Lebaran dijadikan alasan untuk menaikkan harga,†pungkas Kamba.
Sementara, Dirlantas Polda DIY, Kombes Polisi Iwan Saktiadi sebelumnya sudah mengingatkan wisatawan agar bisa bersabar ketika hendak mencapai kawasan wisata karena banyaknya kendaraan yang masuk ke wilayah DIY selama masa libur Lebaran. Kepadatan lalu-lintas menurut Iwan tak bisa dihindari karena volume kendaraan yang masuk jauh melebihi liburan panjang biasa yang sebenarnya sudah cukup menyebabkan kepadatan di jalanan Yogya.
“Kami meminta pengemudi untuk taat arahan petugas di lapangan. Bagaimanapun memang kondisi jalan kita tidak bertambah namun volume kendaraan yang masuk jauh lebih banyak dari biasanya. Kami melakukan upaya rekayasa semaksimal mungkin, namun tetap utama bahwa pemgemudi harus bersabar dan taat aturan,†tegasnya pada wartawan di DPRD DIY.
Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X pun mengatakan bahwa wisatawan pasti merasa kurang kalau belum masuk melewati Malioboro. Hal tersebut membuat kendaraan yang masuk ke kawasan itu begitu banyak di masa liburan seperti ini.
“Kami pun juga harus ngatur, bagaimana crowdednya jalan, apalagi Malioboro. Tapi susahnya, kita tidak tahu pasti, kepastian pendatang untuk stay di Jogja ini yang sulit. Pasti crowded di sana (Malioboro). Sebab, masyarakat Jogja saja kalau keluar dan tidak lewat Malioboro itu tidak mau, apalagi pendatang. Ini soal psikologis kalau mau mengatasi Malioboro dan sekitarnya,†ungkap Sultan saat bersama Presiden Jokowi di Kraton Yogyakarta. (Fxh)