yogyakarta

Jelang Lebaran, Digelar Pasar Pangan Murah di Depan Halaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan DIY

Rabu, 27 April 2022 | 07:45 WIB
Ditjen Kementerian Pertanian (paling kanan) dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY (tengah) meninjau kontestan bazaar Pangan Murah, Selasa (26/4/2022). (Foto: Mikael Thoriq/KRJOGJA.Com)

YOGYA,KRJOGJA.Com – Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY menyelenggarakan Pasar Murah yang bertajuk “Gelar Pangan Murah Ramadhan 1443 H”. Berlokasi di halaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Jl. Gondosuli 6, Yogyakarta. Acara tersebut digelar selama 3 hari sejak Selasa (26/4/2022) hingga Kamis (28/4/2022).

Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Yuris Triyanto mengatakan bahwa hadirnya pasar murah merupakan instruksi Bapak Menteri Pertanian perihal ketersediaan stok 12 kebutuhan pangan. “Kami (kementan) hadir disini atas instruksi Bapak Menterian Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk memastikan ketersediaan 12 komoditi pangan pokok selama bulan ramadhan dan menjelang lebaran,” ucapnya di halaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.

Bahan pokok yang tersedia pada bazar  tersebut diantaranya beras, daging sapi, daging ayam, telur, gula dan minyak goreng. Tidak luput, kementan juga memberikan stok kedelai sebanyak 2 ton dari sentra kedelai Grobogan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kota Yogyakarta. “Kedelai yang kami salurkan ini adalah kedelai lokal dan harga nya dibawah harga pasar,” imbuhnya.

Pada acara tersebut juga dikukuhkan Asosiasi Masyarakat Kedelai Nusantara (Asmakara). Hadirnya Asmakara diharapkan dapat mendorong petani kedelai lokal dalam meningkatkan produksi secara mandiri dan mengurangi impor kedelai. Pasalnya, kebutuhan kedelai di Indonesia 86% dipenuhi dengan impor.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto menyambut baik hal tersebut. menurutnya, dengan mengurangi kencenderungan impor kedelai dan membantu produsen tempe/tahu memanfaatkan stok kedelai dengan harga yang terjangkau dan antisipasi menjelang Lebaran.

“Hal ini (kedelai lokal) dapat mengurangi ketergantungan impor kedelai meyakinkan kepada produsen tempe dan tahu untuk memanfaatkan kedelai lokal karena kualitasnya tidak kalah dengan kualitas impor. Jadi, entry point selain kedelai lokal, juga antisipasi menjelang hari raya terhadap kebutuhan pokok juga menjadi topik dalam gelaran pangan ini,” tuturnya.

Sugeng mengungkapkan kenaikan harga pangan di DIY masih pada posisi yang stabil, meskipun di beberapa daerah terdampak oleh kenaikan harga BBM menyebabkan harga pangan melonjak naik.

“korelasi antara naik BBM dan pangan sangat jelas. Karena, distribusinya (pasti) ada pengaruhnya. Untuk DIY, meskipun naik tapi masih pada posisi yang wajar. Naik (sudah) jelas, namanya supply and Demand antara permintaan yang tinggi pasti penyediaan terbatas. Tapi, pada tahun ini masih terbilang stabil” imbuhnya.

“Harapan saya adanya gelar pangan murah ini adalah terkait dengan kedelai. Masyarakat semakin sadar memanfaatkan kedelai lokal. Kalo produsen tahu dan tempe mulai sadar memanfaatkan kedelai lokal, otomatis kebutuhan kedelai lokal menjadi tinggi. Dibarengi dengan permintaan tinggi dan petani pun akan semangat untuk menanam karena bernilai yang tinggi,” tambahnya.

Sebagai informasi, Gelaran pangan murah tersebut diikuti sekitar 20 kontestan dan tergabung dari Dinas Pertanian dan instansi seperti Bulog, Bank BPD DIY DIY  dan Bank Indonesia.

(Mikael Thoriq)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB