YOGYA, KRJOGJA.com - Sebagian para pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Asosiasi PKL Indonesia (APKLI) DIY sudah menggelar lapak dagangannya alias buka kembali seiring pelonggaran PPKM Level 3. Untuk itu, PKL di DIY berharap agar pariwisata dan perguruan tinggi bisa segera dibuka guna meningkatkan daya beli konsumen yang mengandalkan wisatawan dan mahasiswa selama ini.
"Sebagian PKL di DIY yang tersebar di kabupaten/kota sudah buka, tetapi belum rutin alias masih buka tutup menyesuaikan banyak tidaknya pembeli. Jadi teman-teman PKL kalau buka situasional karena mereka masih dalam kondisi wait and see," ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) APKLI DIY Mukhlas Madani kepada KR di Yogyakarta, Rabu (13/10/2021).
Mukhlas menyampaikan dari total setidaknya 20.000 anggotanya di DIY, sebagian telah buka kembali saat ini. Sedangkan sebagian anggota lainnya belum buka karena sudah banyak yang beralih profesi dikarenakan butuh pemasukan atau pendapatan. Terlebih PKL kuliner banyak yang memilih tutup sementara karena bahan makanan tidak tahan lama berbeda dengan PKL aksesoris.
"Teman-teman PKL Kuliner jika harus buka mikir dua kali karena bahan yang digunakan tidak tahan lama. Berbeda dengan PKL aksesoris atau baju yang semuanya sudah buka saat ini agar bisa mendapatkan pemasukan," imbuhnya.
Pihaknya pun mendapatkan laporan dari beberapa anggotanya yang sudah buka omset mulai mengalami kenaikan meskipun masih tergolong kecil sekitar 20 persen. Sebab pariwisata belum dibuka secara penuh dan mahasiswa masih belum masuk secara penuh.
"Kuncinya memang di wisatawan dan mahasiswa, jika dua-duanya itu sudah banyak yang datang maka otomatis daya beli konsumen meningkat," tandas Mukhlas.
Selain itu, APKLI DIY memastikan sebagian besar anggotanya sudah di vaksin Covid-19 dosis lengkap sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung atau wisatawan jika berbelanja. Sedangkan bagi anggota yang belum di vaksin dikarenakan memang tidak bisa divaksin atau mempunyai penyakit penyerta.
"Untuk urusan pelaksanaan vaksinasi anggota kami sudah aman dan tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat, tinggal mendatangkan wisatawan dan mahasiswa kembali. Jadi kami berharap pariwisata dan kampus segera dibuka sehingga terjadi transaksi. Kami pastikan DIY aman dikunjungi," terang Mukhlas.
Ketua Paguyuban PKL Malioboro hingga Ahmad Yani (Pelmani) Slamet Santoso mengatakan seluruh anggotanya yang berjumlah setidaknya 400-an PKL sudah 100 persen mulai beraktivitas berjualan saat ini. Hal ini seiring dengan adanya pelonggaran kebijakan PPKM serta mulai dibukanya akses kunjungan bagi wisatawan khususnya dari luar DIY sehingga terjadi pergerakan atau mobilitas wisatawan, seperti di Kawasan Malioboro.
"Setidaknya teman-teman sudah mulai ada pendapatan yang masuk, meskipun omzetnya belum kembali normal. Paling tidak sudah ada pendapatan setidaknya 30 persen yang masuk. Kami berharap industri pariwisata DIY, khususnya Malioboro segera pulih kembali. Kami siap melayani wisatawan dan Malioboro pun siap dikunjungi, apalagi semua PKL sudah di vaksin," tuturnya. (Ira)