YOGYA, KRJOGJA.com - Peningkatan jumlah pengakses internet di Indonesia yang besar selama pandemi ternyata tidak diikuti dengan kualitas keberadaban digital yang baik. Microsoft awal tahun lalu menunjukkan indeks keberadaban digital Indonesia adalah yang terendah dari sembilan negara di kawasan Asia Pasifik. Rendanya literasi digital menjadi salah satu penyebab kondisi ini. Kalangan remaja pun diharapkan menjadi motor penggerak literasi digital di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Ketua Program Kemitraan Masyarakat kerjasama antara Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas PGRI Yogyakarta, Muhfizaturrahmah (Ovy) dalam kegiatan pelatihan literasi digital yang diadakan secara daring kepada kelompok remaja Masjid Attaqwa Darussalam Klengukan Tirtomartani Kalasan, Sleman, Minggu (29/8/2021).
Ovy menjelaskan, berdasarkan sensus penduduk 2020, generasi milenial yang lahir pada periode 1981-1996 dan generasi Z yang lahir pada periode 1997-2012 menempati porsi terbanyak dalam jumlah penduduk Indonesia. Gen Z menjadi kelompok terbanyak pertama sebesar 27,94 persen sedangkan kalangan milenial menjadi yang kedua sebesar 25,87 persen. Lebih lanjut Dosen Jurusan Teknik Elektro UNY ini memaparkan kalangan remaja yang masuk dalam kategori Gen Z memiliki kelincahan digital yang lebih.
Mereka mampu mengeksplorasi hal baru di Internet dengan jauh lebih cepat dibandingkan dengan generasi lain yang lebih tua maupun lebih muda. Hal ini adalah kelebihan yang penting karena generasi ini menjadi lebih mampu memahami secara teknis berbagai manfaat dan dampak fasilitas yang ada di Internet.
“Oleh karena itu mereka diharapkan bisa menjadi agen perubahan, terutama dalam memfasilitasi perbaikan literasi digital warga Indonesia,†ungkapnya.
Hal senada disampaikan anggota Tim PKM UNY-UPY, Setia Wardani yang juga Dosen Program Studi Informatika UPY. Setia menjelaskan kegiatan ini sengaja diarahkan ke kalangan remaja masjid karena topik keagamaan sampai saat ini masih menjadi salah satu topik yang banyak dimanfaatkan untuk memancing keributan di Internet.
“Semoga gerakan ini bisa meluas, dimulai dari Kalasan dan berkembang ke daerah-daerah lainnya,†ujar Setia.
Sementara, Ketua Takmir Masjid Attaqwa Darussalam Klengukan Tirtomartani Kalasan, Sleman Tupardi dalam sambutannya menyambut positif kegiatan ini. Dia berharap kegiatan literasi digital ini bisa bermanfaat tidak hanya bagi kalangan remaja melainkan juga warga masyarakat, terutama pengguna Internet secara umum.
Selain memberikan pengetahuan tentang literasi digital terkait kemampuan mengelola perangkat digital, mengolah informasi, hingga aspek keamanan digital, kegiatan yang dilakukan secara daring dengan menggunaakn layanan video conference ini juga memberikan pelatihan kreasi konten yang dipandu Youtuber dan content creator Danang Giri Sadewa. Dalam materinya, Danang menjelaskan strategi menggali ide, mengolah informasi, hingga memperhatikan pentingnya memahami aturan tentang hak cipta di Internet. (Fxh)