YOGYA, KRjogja.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY tengah berupaya menggandeng berbagai marketplace sebagai terobosan guna mempercepat bangkitnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di DIY yang terdampak pandemi Covid-19. Pihaknya mendorong milenial di wilayah kota dan kabupaten se-DIY bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM maupun Kadin setempat guna mewujudkan 1000 marketer aktif menjual produk-produk UMKM sampai dengan 2022.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang UMKM, Koperasi dan Digital Marketing Kadin DIY Hermawan Ardiyanto mengatakan Kadin DIY memfokuskan diri berupaya membantu membangkitkan UMKM DIY yang terdampak pandemi, selain pembinaan UMKM. Fokus Kadin terhadap penjualan atau pemasaran produk-produk UMKM di DIY tersebut yang selama ini menjadi kendala melalui dua strategi pendekatan.
"Pertama, UMKM di DIY yang sudah mempunyai kemampuan manajerial akan didorong mengelola akun-akun marketplace sendiri. Kita siap memfasilitasi apa yang dibutuhkan mulai dari pelatihan penjualan, material-material, company profile, website dan sebagainya," ujarnya di Yogyakarta, Senin (23/8).
Hermawan menyampaikan kedua, UMKM di DIY yang belum mempunyai kemampuan manajerial dan masih sulit diarahkan kesana maka akan melibatkan dan bekerjasama dengan aggregator. Kadin DIY akan menggalang kerjasama dengan aggregator sebanyak-banyaknya supaya ramai-ramai menjual produk UMKM.
"Kita ingin bisa melahirkan 1.000 marketer aktif yang menjual produk-produk UMKM sampai 2022 mendatang. Kita akan bagi melalui sistem klaster antara lain klaster anyaman dan kulit di Bantul. Kita akan merekrut milenial setempat sehingga mempunyai kedekatan emosional dengan produk-produk UMKM lokal, kemudian kita arahkan ramai-ramai memasarkan produk UMKM go global," terangnya.
Kadin DIY setidaknya sudah mengkurasi setidaknya 30 UMKM yang rutin dilakukan setiap dua pekan sekali sesuai kategori produknya seperti anyaman, kulit, herbal dan sebagainya. Disamping kurasi, pihaknya pun akan memberikan feedback atau umpan balik dari pasar akan produk UMKM sehingga ada interaksi dan perbaikan supaya kualitas produk semakin meningkat.
"Kualitas produk UMKM DIY sebenarnya sudah bagus, tetapi yang menjadi kendala terbesar rata-rata adalah keberlanjutan atau kontinuitas produksi. Ini menjadi PR beras dalam kurasi adalah keberlanjutan produksi, sehingga UMKM harus punya komitmen mampu memenuhi keberlanjutan produksinya," ungkap Hermawan.
Pihaknya akan membantu pemasaran produk-produk yang menjadi ciri khas DIY seperti kulit, anyaman, herbal dan fashion. Selanjutnya, Kadin DIY akan fokus melakukan pengembangan informasi dan teknologi (IT) UMKM dua tahun kedepan. Salah satu peluang yang dapat diambil saat ini adalah membidik pasar ekspor ke negara-negara yang lebih dahulu pulih dari pandemi yaitu Amerika Serikat (AS) dan Timur Tengah.
" Kita akan membawa produk-produk herbal UMKM DIY yang sangat cocok bagi pangsa pasar di Dubai Timur Tengah. Karena ekspor produk herbal ini prosesnya panjang sebenarnya, tetapi sangat mudah untuk masuk Timur Tengah," tambah Hermawan. (Ira)