yogyakarta

Perjuangan Prajurit Bangun Talud Winongo Lindungi Warga Bugisan

Jumat, 16 Juli 2021 | 18:27 WIB
Prajurit dan masyarakat bergotong royong membangun talud yang dahulu merupakan gunungan sampah.

Selain dihasilkan oleh warga sekitar, sampah juga ditimbulkan dari aliran air yang membawanya hingga ke Kampung Bugisan. Sampah-sampah tersebut tertahan di wilayah ini sehingga kelamaan semakin bertambah banyak.




-

Waaster Kasad Mabes TNI AD, Brigjen TNI Sugiono saat meninjau langsung pembangunan.

“Hal itulah yang kemudian menimbulkan potensi bencana alam, baik banjir maupun tanah longsor. Karena itu warga kemudian berkomitmen untuk tak membuang sampah di tempat tersebut agar kelestarian alam tetap tetap terjaga,” kata Dariyo Gistanto.

Ia dan perangkat kampung lainnya terus menggugah kesadaran masyarkat untuk selalu bersahabat dan hidup berdampingan dengan sungai. Cara yang paling mudah menurutnya yakni dengan tak membuang limbah apapun di sungai.

Awalnya memang sulit menumbuhkan kesadaran itu, namun dengan dibantu Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 10 Wirobrajan akhirnya masyarakat perlahan meninggalkan kebiasaan buruk membuang sampah di sungai. Justru setelah itu warga memiliki kesadaran sendiri tanpa harus diingatkan untuk tak membuang sampah di sungai.

“Dahulu kesannya jorok karena banyak sampah dan bau. Bersama prajurit TNI kami membersihkan dan melakukan pembangunan talud demi keselamatan warga kami yang ada di sekitar bantaran,” imbuhnya.

Kehadiran TNI Membawa Perubahan

Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD Reguler ke-111 Kodim 0734 Yogyakata hadir membawa perubahan di tengah masyarakat. Selain membangun secara fisik, mental maupun spiritual warga juga turut dibangun.

“Kesadaran inilah yang harus terus dibangun. Bagaimana mencintai lingkungan dan memperlakukannya dengan baik sehingga alam nantinya juga akan memberikan manfaat baik bagi manusia,” tegas Komandan Kodim (Dandim) 0734 Yogyakarta, Letkol (Inf) Erwin Ekagita Yuana.

Ia mengatakan, letaknya yang berdekatan dengan Sungai Winongo membuat Kecamatan Wirobrajan rawan akan bencana alam khususnya banjir dan tanah longsor. Kesiapan masyarakat untuk menjadi kampung tanggung terus dilakukan agar nantinya Bugisan selalu siap menghadapi berbagai ancaman yang akan terjadi.

Dalam mewujudkan kesiapan itu, selain membangun talud juga dilakukan pula pemeliharaan Saluran Air Hujan (SAH) di Wirobrajan. Saluran ini disempurnakan dan kini memiliki panjang total 270 meter dengan jumlah 34 unit SAH.




-
Hasil akhir pembangunan talud anak Sungai Winongo. 

Sebelumnya kawasan ini menjadi langganan banjir karena air hujan yang turun tidak terbuang dengan baik sehingga melahirkan genangan. Dengan pemeliharaan yang dilakukan prajurit dan rakyat kini SAH di kawasan Wirobrajan dapat menampung dan membuang air hujan walau saat debit air sedang besar.

“Diharapkan hasil TMMD ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Untuk progaram fisik yang telah dihasilkan hendaknya dapat dipelihara bersama untuk kepentingan masyarakat,” tegas Erwin Ekagita Yuana. (Ivan Aditya)

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB