yogyakarta

DIY Diserbu Covid, Mobilitas Warga Diperketat

Senin, 21 Juni 2021 | 10:30 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Lonjakan kasus Covid-19 telah terjadi pada 30 provinsi di tanah air, termasuk DIY. Kenaikan kasus semakin tidak terbendung setiap harinya. Menyikapi situasi tersebut, Pemda DIY semakin memperketat mobilitas masyarakat di setiap Kalurahan, menambah jumlah ketersedian tempat tidur dan meminta masyarakat meningkatkan kesadaran diri masing-masing.

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan menyikapi lonjakan kasus virus Korona ini, masing-masing daerah mencoba memperketat kondisi yang ada. Selain itu, Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY terkait perpanjangan PPKM skala mikro pun didetailkan aturannya dengan harapan bisa mengendalikan kenaikan dan mobilitas Covid-19 yang telah dikeluarkan 15 Juni 2021 lalu.

"Kami akan mengeluarkan tambahan kebijakan tambahan atau lain dalam SK Gubernur pada 22 Juni 2021 sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo maupun usulan BNPB, Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan dan sebagainya. Karena yang jelas ada ketentuan baru yang akan dikeluarkan Pemerintah pada 22 Juni 2021, sehingga SK Gubernur akan menyesuaikan perubahan tersebut karena semuanya itu agar tetap dalam keseimbangan antara ekonomi dan kesehatan," tuturnya di Gedhong Pracimosono Kepatihan, Minggu (20/6/2021).

Sultan mengakui kenaikan kasus Covid-19 mulai terjadi pasca libur Idul Fitri tetapi relatif lebih kecil dari pengamatannya. Namun setelah larangan mudik berakhir kemudian disusul liburan panjang setelahnya di mana terjadi antrean kendaraan dari luar kota di sejumlah destinasi wisata diperkirakan bisa memberikan tambahan kasus dengan terjadinya kerumunan.

"Banyaknya kerumunan inilah yang memicu terjadinya banyak klaster Covid-19 di Sleman, Bantul dan Gunungkidul. Dari klaster itu, kita lihat dalam waktu lima hari yang bisanya hanya 130-an kasus per hari jadi 200-an kasus lalu 300 kasus, 400 kasus, 500 kasus kemudian 600-an kasus saat ini," paparnya.

Gubernur DIY berharap dengan keluarnya SK Gubernur yang semakin memperketat mobilitas masyarakat di setiap Kalurahan itu betul-betul disadari masyarakat untuk menjaga dirinya dirinya sendiri otomatis bisa bermanfaat bagi orang lain. Tanpa kesadaran seperti itu, kasus Covid-19 tidak akan pernah bisa ditekan dan akan mengalami fluktuasi terus menerus.

Raja Kraton ini sekaligus menyampaikan telah menambah jumlah ketersediaan Tempat Tidur (TT) di 27 Rumah Sakit (RS) Rujukan Covid-19 di DIY yang semula berjumlah 941 bed menjadi 1.234 bed per 19 Juni 2021. Jumlah ketersediaan tempat tidur critical mencapai 140 bed dan terpakai 87 bed, jumlah ketersediaan tempat tidur non critical umum mencapai 1084 bed dan terpakai 714 bed serta jumlah ketersediaan TT jiwa mencapai 10 bed dengan keterisian 5 bed.

"Keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) RS Rujukan di DIY rata-rata total mencapai 65,44 persen dengan rincian BOR Isolasi mencapai 65,33 persen dan BOR ICU mencapai 62,14 persen. Tidak ada penambahan atau rekrutmen tenaga kesehatan (nakes). karena nakes dialokasikan dari layanan umum ke layanan Covid-19 sehingga untuk Sumber Daya Manusia (SDM)-nya prinsip sama dengan manajemen pelayanan," terang Sultan.

Komentar senada diungkap Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Drs K Baskara Aji. Menurutnya, lonjakan kasus yang terjadi di DIY dalam beberapa waktu terakhir secara otomatis berdampak pada kebutuhan tenaga kesehatan (Nakes). Untuk memenuhi kebutuhan Nakes tetap berasal dari rumah sakit yang bersangkutan.

Jadi terjadi pergeseran dari yang dulunya merawat pasien reguler jadi merawat pasien Covid. Karena bed atau tempat tidur reguler digeser ke pasien Covid-19. Sehingga Nakes juga berasal dari rumah sakit bersangkutan, digeser yang tadinya merawat pasien regular, menjadi merawat pasien Covid-19. Adapun untuk jumlahnya atau kebutuhan masing-masing rumah sakit punya angka sendiri. (Ira/Ria)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB