yogyakarta

McD Seluruh DIY Tutup Gerai Buntut BTS Meal, Dewan Minta Benahi Sistem

Rabu, 9 Juni 2021 | 18:36 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Lima gerai McD seluruh DIY ditutup sementara buntut kerumunan jasa layanan pesan antar online yang terjadi sejak Rabu (9/6/2021) siang. Penyebabnya, hari ini merupakan pertama kali resmi rilisan BTS Meal dikeluarkan dan hanya bisa dipesan melalui online.

Sayangnya, pengelola tidak memperhatikan dampak ikutan yang terjadi saat antrean pemesanan muncul bertubi-tubi. Alhasil, gerai ditutup sementara dan seluruh aplikasi pesanan dinonaktifkan.

Bahkan, muncul surat terbuka di Facebook dari seorang warganet yang ditujukan bagi wakil rakyat di DPRD DIY. Warganet itu meminta wakil rakyat untuk merumuskan solusi terbaik karena fenomena BTS Meal ini memiliki dua sisi mata uang yang sama-sama bernilai.

Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengatakan melihat sendiri kerumunan yang terjadi di gerai McD hari ini dan menyampaikan keprihatinan. Ia menilai, para pengemudi ojek online tidak salah karena mereka berjuang menyambung hidup dari menerima orderan tersebut.

“Saya setuju dari mereka tidak ada yang salah karena dari orderan itu mereka bertahan hidup. Bagi saya yang terpenting yakni pengelola yang menerapkan sistem kurang baik dalam hal ini. Saya minta kepada gugus tugas bertindak untuk segera memanggil pengelola dan penyelenggara karena terjadi kerumunan. Kita berharap tidak terjadi lonjakan tapi sungguh contoh kurang baik bagi DIY,” ungkapnya ketika dihubungi, Rabu (9/6/2021) petang.

Huda menilai, gugus tugas Covid-19 nantinya dapat mendampingi pengelola dalam hal ini McD untuk menjalankan penyelenggaraan penjualan BTS Meal yang menjadi fenomena dan dinantikan masyarakat. Ia menaruh hemat bahwa meningkatnya order adalah sebuau anugerah bagi pengemudi ojek online yang memang membutuhkan uang, namun penyelenggara wajib memperhatikan protokol kesehatan.

“Saya minta dilakukan mitigasi, kalau kemudian bisnis itu dilakukan peluang bisnis baik tapi apa salahnya menerapkan protokol kesehatan. Antrean bisa diatur, pola pemgambilan jamnya bisa diatur, lokasinya bisa diatur agar tak terjadi kerumunan. Kita mendukung bisnis itu berjalan, namun jangan kemudian menimbulkan kerumunan. Ini bab pengaturan teknis bukan substansinya. Penyelenggara bisa dipanggil, untuk memperbaiki caranya. Diarahkan dibantu. Kita senang kok ada ojol yang laku kita senang. Yang tidak senang ada kerumunan bisa menyebabkan penularan itu,” tegasnya. (Fxh)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB