YOGYA, KRjogja.com - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijiriah bertepatan Kamis (13/5) mendatang. Dalam surat edaraan yang dibacakan Sektrtaris PP Dr Agung Danarto, Muhammadiyah menyerukan takbir Idul Fitri dilakukan dari rumah masing-masing dengan melibatkan anggota keluarga. Tidak dianjurkan melakukan takbir keliling. Takbir bisa dilakukan di masjid, musala selama tidak ada jamaah terindikasi Covid-19 dan tetap dengan protocol kesehatan ketat.
"Ini sikap seksama sebagai ikhtiar yang diajarkan agama. Bukan ketakutan bersifat paranoid. Sedang salat Id bisa dilakukan di rumah, jika d lingkungan tersebut terdapat warga terindikasi positif atau belum aman dari Covid-19," tandas Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto di Kantor PP Muhammadiyah Jl Cik Ditiro, Senin (10/5).
Dalam memberikan keterangan pers, Agung Danarta didampingi Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman. Dalam surat edaran tujuh butir tersebut Muhammadiyah juga meminta warga Persyarikatan mengikuti tuntutan ibadah yang telah dimaklumatkan PP Muhammadiyah. Termasuk dalam melaksanakan Idul Fitri.
Jika lingkungan cukup aman dan tidak ada warga terindikasi Covid-19, Muhammadiyah menyatakan Salat Id bisa dilakukan di lapangan kecil atau kawasan terbuka dengan jamaah terbatas. "Tetap dengan prokes ketat, termasuk pengukuran suhu tubuh, ketika hendak memasuki tempat ibadah," tambahnya.
Terkait larangan mudik, Muhammadiyah meminta warga bangsa sebaiknya mengikuti dengan seksama demi pencegahan dan ikhtiar mengatasi Covid-19. Meninggalkan tradisi mudik, diakui cukup berat, apalagi mudik memiliki manfaat positif bagi persaudaraan di tempat asal. "Namun karena pandemic belum berakhir, lebih maslahat bila semua pihak ikhlas dan menunjukkan kearifan kolektif," tambahnya.
Bersamaan dengan ini, lanjut Agung, pemerintah diharapkan konsisten membatasi aktivitas publik lain yang berpotensi menciptakan kerumunan.
Menjelaskan lebih dalam, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Islam memanfaatkan waktu yang tersisa pada Ramadan kali ini dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. "Bagi kaum Muslimin kami berharap bahwa puasa dan Idul Fitri dijadikan momentum untuk menghadirkan praktik keberagamaan dan keagamaan yang bersifat serba bajik, serba baik, dan menghindari segala hal negatif sebagai implementasi dari ketakwaan," kata Haedar. (Fsy)