YOGYA, KRJOGJA.com - Perwakilan mahasiswa pertanian UPN Veteran Yogyakarta yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Pertanian (Komar) mendatangi DPRD DIY, Kamis (25/3/2021). Mereka menyatakan penolakan terhadap rencana impor 1,5 juta ton beras oleh pemerintah pusat.
Ketua BEM KM UPN Veteran Yogyakarta, Fahri Muhammad menyebut rencana impor tersebut menciderai para petani Indonesia. Pasalnya momentum impor bebarengan dengan agenda panen raya bulan Maret hingga April ini, juga masih mencukupinya stok di Bulog.
“Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan kebijakan impor beras diambil karena kekhawatiran hasil panen meleset dan rendahnya stok beras di Perum Bulog. Tapi kemudian Dirut Bulog, Budi Waseso menyampaikan hal sebaliknya. Ini yang menurut kami membuat kebijakan impor tidak tepat,†ungkapnya.
Komar menduga, ada mafia yang bermain di belakang rencana kebijakan impor beras yang jumlahnya cukup besar ini. “Karena itu kami minta tangkap dan adili mafia pangan di balik ini. Kami meminta negara mewujudkan kedaulatan pangan dengan pangan lokal,†tegas dia.
Sementara Ketua DPRD DIY, Nuryadi, yang menemui mahasiswa menyatakan tidak ada alasan negara melakukan impor beras di masa saat ini. Apalagi ada pernyataan bawasanya stok beras di Bulog mencukupi serta momen panen raya petani.
“Kami ikuti perkembangan di Jakarta, menurut kami statement yang dibuat presiden dengan menteri sangat berbeda. Tidak ada sedikitpun kebijakan untuk bagaimana impor beras, tapi bagaimana kepentingan makan masyarakat ditingkatkan. Apalagi melihat data yang disampaikan teman-teman mahasiswa tadi, petani siap karena ada panen raya dari Bulog juga siap. Alasan apa, tidak ada. Kalau ada indikasi orang yang main dengan pangan beras ini, kita cari,†tegas Nuryadi.
Aspirasi mahasiswa tersebut secara langsung disampaikan ke pusat melalui DPRD DIY. “Kita sampaikan ke Jakarta karena aspirasi kita sama dengan yang disampaikan teman-teman mahasiswa ini,†pungkas Nuryadi. (Fxh)