yogyakarta

Serapan Bank Sampah di Kota Yogya Ditarget 5 Persen

Jumat, 5 Maret 2021 | 15:50 WIB
Sampah (dok)

YOGYA, KRJOGJA.com - Serapan bank sampah yang saat ini baru mencapai dua persen, ditargetkan naik menjadi lima persen. Target tersebut menjadi komitmen Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya namun membutuhkan sinergitas dari masyarakat.

Menurut Kepala DLH Kota Yogya, akumulasi penyerapan sampah sebenarnya sudah mencapai 30 persen. Akan tetapi mayoritas merupakan kiprah dari para pemulung yang mencapai 17 persen, kemudian bank sampah dua persen dan sisanya dari pengolahan masyarakat. "Kita harapkan penyerapan di bank sampah dari dua persen bisa menjadi lima persen," jelasnya, di Yogyakarta, Kamis (4/3/2021).

Upaya meningkatkan penyerapan sampah di bank sampah, imbuh Sugeng, akan digenjot melalui berbagai penanganan. Di antaranya menambah kuantitas bank sampah agar merata di setiap RW, meningkatkan kemampuan dan kapabilitas pengelola bank sampah, serta membuat simpul jaringan antara bank sampah dengan institusi lain seperti perguruan tinggi maupun kelompok masyarakat.

Dari total bank sampah yang mencapai 481 unit, diakuinya belum semua mampu aktif dan konsisten dalam menjalankan kegiatannya. Sehingga perlu ada dorongan yang lebih massif agar mampu menjadi gerakan di tiap wilayah. Salah satu yang dilakukan ialah mengukuhkan fasilitator kelurahan (faskel) yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat. "Ada dua orang di tiap kelurahan yang kami tunjuk sebagai faskel. Mereka merupakan kepanjangan tangan dari dinas untuk memberikan motivasi, pemahaman di masyarakat, termasuk bank sampah," urainya.

Disamping itu, kesadaran warga terhadap persoalan sampah juga perlu ditingkatkan. Menurut Sugeng, volume sampah harus dilihat dari hulu atau produksinya. Sampah domestik produsen utamanya ialah rumah tangga. Sehingga sejak dari rumah tangga perlu ada upaya pemilahan dan pemilihan antara sampah organik dan anorganik. Hasil dari pemilahan sampah tersebut lantas diperhatikan aspek distribusinya, apakah ke penampungan sementara atau bank sampah.

Oleh karena itu bank sampah tidak lagi melakukan proses pemilahan, karena itu sudah dilakukan dari rumah tangga. Justru bank sampah bersama masyarakat lebih fokus pada pengelolaan hasil pemilahan. Sampah organik bisa diolah menjadi magot maupun kompos, dan sampah anorganik menjadi kerajinan atau yang bernilai ekonomi dikerjasamakan dengan pengepul.

"Kami juga akan susun digitalisasi sampah. Jadi kalau ada kegiatan pengurangan sampah, bisa diunggah ke media sosial. Sedangkan hasil kerajinan ke media massa. Termasuk membuat sistem harga, membuat mekanisme pembayaran dan sebagainya," urainya.(Dhi)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB