YOGYA, KRJOGJA.com - PT Bank BPD DIY terus berupaya sekuat tenaga membangun dan mewujudkan ekosistem digital di DIY saat ini. Untuk itu, Bank BPD DIY membuka sebanyak-banyaknya seluruh layanan transaksi digital baik dari Pemda, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan sebagainya agar aliran dana yang masuk bisa disalurkan kembali dalam bentuk kredit atau pembiayaan.
Direktur Utama PT Bank BPD DIY Santoso Rohmad mengatakan pihaknya tetap optimis kinerja keuangannya tumbuh pada 2021 mendatang. Kunci pertumbuhan kinerja keuangan Bank BPD DIY ini tidak lain dengan dukungan peningkatan transaksi non tunai sehingga peran digital sangat penting.
" Pertama, kita mempunyai captive market bernama Cash Management System (CMS) dimana digitalisasi Pemda harus mulai. Mitra Pemda itu kan banyak, bisa dikatakan itu semua kebanyakan pelaku UMKM. Jika digitalisasi sudah masuk, maka banyak yang buka rekening sehingga pertumbuhan kredit bisa terjadi," ujarnya kepada KR di Komplek Kepatihan, Kamis (18/2).
Santoso menyampaikan kedua banyaknya UMKM di DY bisa menjadi potensi untuk meningkatkan layanan berbasis digital, semisal banyak pelaku UMKM kuliner yang justru tumbuh dan naik omsetnya berkat layanan transaksi digital tersebut. Pelaku UMKM di DIY dapat memanfaatkan layanan digital yang dimiliki Bank BPD DIY seperti melakukan transaksi non tunai pembelian bahan baku dan sebagainya.
"Dari aliran transaksi digital tersebut, maka uang dapat ditukarkan. Dengan kata lain semakin besar aliran transaksi non tunai, maka kredit bisa bertumbuh. Ekosistem pelaku UMKM terutama yang kecil-kecil bisa tumbuh dan bergerak dengan sistem pembayaran non tunai," katanya.
Bank BPD DIY kini pun telah memiliki lebih dari 5.000 merchant yang dapat diakses menggunakan transaksi digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Ultimate Automated Transaction (QUAT). Rasio antara jumlah rekening dengan pemakainya akan terus ditingkatkan, bahkan telah ditargetkan bagi masing-masing cabang Bank BPD DIY. Apabila sudah berhasil terbentuk semua sistem pembayaran non tunai maka tinggal memanen data base transaksi keuangan.
"Kita minta sebanyak mungkin aplikasi QUAT dipasang pada semester pertama 2021, kemudian disusul peningkatan transaksi pada semester dua. Sekarang sudah mencapai 125 ribu transaksi digital,artinya mengurangi transaksi teller. Kita akan tingkatkan transaksi digital dipadukan dengan stimulus berupa diskon dan sebagainya guna memancing menggunakan uang non tunai," ungkap Santoso. (Ira)