yogyakarta

Industri Pariwisata Hancur, GIPI Berharap Pemda Segera Beri Solusi

Kamis, 11 Februari 2021 | 15:50 WIB
Pantai Parangtritis Kapanewon Kretek Bantul terlihat lengang, Minggu (7/2). (Foto : Sukro Riyadi/dok)

YOGYA, KRJOGJA.com - Industri pariwisata di DIY tengah mengalami tekanan dan saat ini berada dalam situasi emergency. Untuk itu, Pemda DIY diharapkan dapat memberikan solusi terbaik bagi pelaku industri pariwisata di DIY yang tengah mengalami tekanan sejak pandemi ditambah kebijakan pengetatan yang diberlakukan pemerintah saat ini.

"Perpanjangan PTKM atau yang disebut PPKM berbasis mikro di DIY yang berlaku Selasa (9/2/2021) hingga 23 Februari 2021 mendatang benar-benar menambah situasi yang tidak menentu menjadi lebih panjang. Pelaku industri pariwisata pasti semakin terdampak dengan perpanjangan PPKM di DIY tersebut," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardyanto Setyo Aji kepada KRJOGJA.com di Yogyakarta, Rabu (10/2/2021).

Bobby mengungkapkan, pelaksanaan regulasi PPKM berbasis mikro di DIY ini tetap kembali memberikan dampak negatif bagi industri pariwisata DIY. Sebab yang utama dari dunia pariwisata adalah dari sisi akses, sehingga apabila akses terbatas maka pengaruhnya besar bagi industri pariwisata. Namun sayangnya, wisatawan yang masuk DIY adalah wisatawan mandiri sehingga tidak menggunakan jasa pelaku pariwisata di DIY.

"Dampaknya terhadap industri pariwisata tidak dirasakan dan hanya dirasakan destinasi yang tersentuh. Sedangkan dari sisi akomodasi, transportasi, biro perjalanan wisata, pramuwisata dan sebagainya tidak tergerakkan," imbuhnya.

Menurut Bobby, hal inilah yang menjadi perhatian bersama dan akan segera dikoordinasikan dengan Pemda DIY guna mencari solusi terbaik menjaga keberlangsungan industri pariwisata DIY ke depannya. Jika tidak ada solusi dengan situasi sekarang, maka banyak pelaku industri pariwisata yang tutup alias bangkrut. Apabila industri pariwisata DIY terjun bebas alias mati maka akan berdampak terhadap industri lainnya seperti transportasi, akomodasi dan sebagainya.

"Jangan lupa dampak dari tekanan industri pariwisata ini pada akhirnya akan berdampak terhadap pelaku UMKM di DIY. Jadi ini sangat menjadi perhatian kami yang akan disampaikan kepada Pemda DIY, mudah-mudahan ada solusi yang bisa memberikan dukungan terhadap pelaku industri pariwisata di DIY," tegasnya.

Pemilik Java Villas Hotel tersebut mengungkapkan industri pariwisata DIY sudah dalam kondisi darurat, tidak mempunyai dana operasional, tidak mempunyai kemampuan membayar kewajibannya dan sebagainya. Melihat kondisi ini, diharapkan Pemda bisa turun tangan berpartisipasi untuk membantu mengupayakan adanya relaksasi dari perbankan ataupun beban fix cost yang dihadapi utamanya listrik.

"Beban-beban utama inilah yang sangat diharapkan solusinya dari Pemda DIY. Selain itu, perlunya solusi agar pariwisata di DIY bisa digerakkan tetapi dengan aman dalam sisi kesehatan agar tidak menjadi kontra produktif. Harus ada solusi dan upaya agar kedua sisi itu bisa tetap berjalan dengan baik," imbuh Bobby.(Ira/Ria)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB